REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pejabat kesehatan Palestina mengatakan 19 orang dalam serangan tentara Israel akhir pekan kemarin. Sementara itu tiga tentara Israel tewas dalam serangan roket yang diklaim sayap bersenjata Hamas.
Sayap bersenjata Hamas mengklaim bertanggung jawab dalam serangan ke Kerem Shalom pada Ahad (5/5/2024). Israel mengatakan tiga tentaranya tewas dalam serangan itu.
Militer Israel mengatakan 10 proyektil diluncurkan dari selatan Rafah ke daerah perbatasan tersebut. Israel mengatakan kini perbatasan itu ditutup bagi truk bantuan yang masuk sementara perbatasan lainnya masih dibuka.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka menembakan roket ke pangkalan tentara Israel di perbatasan itu tapi tidak mengkonfirmasi dari mana serangan tersebut ditembakan. Media Hamas mengutip sumber yang mengatakan serangan itu tidak mengincar perbatasan komersial di Karem Shalom.
Lebih dari satu juta orang Palestina mengungsi ke Rafah, dekat perbatasan Gaza-Mesir. Tidak lama setelah serangan roket Hamas, Israel menggelar serangan udara ke sebuah rumah di Rafah.
Petugas medis Palestina mengatakan serangan itu menewaskan tiga orang dan melukai beberapa orang lainnya. Militer Israel mengkonfirmasi serangan balasan tersebut dan mengatakan mereka menyerang lokasi peluncuran tembakan Hamas serta "struktur militer" di dekatnya.
"Tembakan yang dilakukan Hamas ke dekat perbatasan Rafah merupakan contoh jelas eksploitasi sistematis organisasi teroris pada fasilitas dan ruang humaniter, dan mereka terus menggunakan warga sipil Gaza sebagai perisai manusia," kata militer Israel, Senin (6/5/2024).
Hamas membantah menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia. Pejabat kesehatan Gaza mengatakan serangan udara Israel ke sebuah rumah di Rafah pada Senin tengah malam menewaskan sembilan orang termasuk seorang bayi.
Mereka mengatakan serangan terbaru itu menambah total korban jiwa pada akhir pekan lalu menjadi 19 orang. Israel berjanji akan menggelar serangan ke Rafah dan menumpas habis pasukan Hamas di kota itu.
Tapi, masyarakat internasional menekan Israel untuk tidak melaksanakan rencana yang diprediksi akan meningkatkan jumlah korban jiwa sipil di Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sudah lebih dari 34.600 orang tewas dalam serangan Israel sejak bulan Oktober lalu. Termasuk 29 orang dalam 24 jam terakhir.