Senin 13 May 2024 07:35 WIB

Pejabat Dewan Keamanan Israel Mengundurkan Diri

Yoram Hamo merupakan pejabat Israel yang bertanggung jawab atas kebijakan pertahanan.

Rep: Mabruroh  / Red: Gita Amanda
Sekelompok tentara Israel memegang bendera Israel saat mereka berkumpul dengan kendaraan militer. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Sekelompok tentara Israel memegang bendera Israel saat mereka berkumpul dengan kendaraan militer. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pejabat tinggi Dewan Keamanan Israel, Yoram Hamo, mengundurkan diri ditengah serangan Israel tanpa henti di Jalur Gaza selama 8 bulan. Yoram Hamo, merupakan pejabat Israel yang bertanggung jawab atas kebijakan pertahanan dan perencanaan strategis di Dewan Keamanan Nasional.

Dilansir dari Middle East Monitor pada Senin (13/5/2024), Yoram Hamo, mengundurkan diri karena frustrasi atas kegagalan untuk mencapai keputusan politik mengenai tindakan di masa depan di Jalur Gaza. Menanggapi kemunduran Hamo, Dewan Keamanan Nasional mengklaim Hamo telah menyatakan niatnya untuk mundur beberapa bulan yang lalu, mengutip "alasan pribadi yang tidak terkait dengan masalah publik".

Baca Juga

Mengenai situasi di Jalur Gaza, penyiar publik KAN mengatakan rencana yang baru-baru ini dibahas di dalam Dewan Keamanan Nasional akan segera disampaikan kepada Kabinet Keamanan. Rencana tersebut termasuk menguraikan administrasi sipil di Jalur Gaza untuk jangka waktu mulai dari enam bulan hingga satu tahun.

Ini mengklaim layanan penting akan dikirimkan kepada penduduk melalui perusahaan Arab swasta, dan akhirnya kontrol Jalur Gaza akan beralih ke entitas lokal yang tidak memusuhi Israel. Pemerintah Israel mengatakan setiap pemerintah masa depan di daerah kantong yang terkepung tidak boleh dipimpin oleh Hamas.

Israel telah membombardir Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan darat dan udara Israel telah menewaskan 35 ribu warga Palestina di Jalur Gaza. Kebanyakan dari korban meninggal adalah wanita dan anak-anak menurut otoritas kesehatan Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement