REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bertemu dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Qatar beberapa waktu lalu. Anwar menyebut pertemuan untuk membantu menemukan solusi damai atas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dengan Palestina.
“Saya menekankan bahwa dalam pertemuan tersebut tidak ada isu yang mendorong kekerasan, melainkan sebagai sahabat selama beberapa dekade terakhir. Adalah tugas kita untuk membantu mereka menemukan solusi damai atas konflik yang sedang berlangsung,” kata Anwar, dalam satu pernyataan dibagikan melalui akun media sosialnya, dikutip Jumat (24/5/2024).
Anwar mengatakan menggunakan kesempatan pertemuan itu untuk memohon kepada Ismail Haniyeh mengindahkan seruan perdamaian, menerima solusi dua negara terhadap konflik Israel dan Palestina, dan menukar tahanan. Pernyataan itu juga merupakan jawaban dalam sesi tanya jawab usai memberikan pidato utama dalam Forum Nikkei ke-29 di Tokyo, Jepang.
“Saya juga menjawab pertanyaan mengenai tindakan Amerika Serikat yang tidak menggunakan pengaruhnya dalam memerangi krisis kemanusiaan tetapi malah terus mendorong pembantaian dan pemusnahan rakyat Palestina,” ujar Anwar.
Anwar usai melakukan pertemuan dengan pemimpin Hamas pada Senin (13/5/2024), melalui akun media sosialnya mengatakan Malaysia akan terus komitmen memainkan peranannya di peringkat internasional bagi menghentikan serangan Israel ke Rafah. Sekaligus memobilisasi ikhtiar yang lebih cepat untuk membantu para korban perang di Gaza, khususnya dalam aspek bantuan kemanusiaan, pengobatan dan pendidikan.
Ia mengatakan Malaysia menghargai kesediaan Hamas untuk melepaskan tahanan, terutama anak-anak dan perempuan, membebaskan semua tahanan dan menyetujui rencana perdamaian.