REPUBLIKA.CO.ID,SYDNEY -- Badan imigrasi PBB (IOM) memperkirakan 670 orang tewas dalam longsor yang terjadi di Papua Nugini. Media setempat sebelumnya melaporkan jumlah orang yang tertimbun longsor lebih dari 300 orang.
IOM mengatakan hanya lima jenazah yang berhasil ditarik keluar dari puing-puing. Kepala IOM Papua Nugini Serhan Aktoprak mengatakan perkiraan lembaganya berdasarkan informasi yang diberikan pejabat Desam Yambali, Provinsi Enga, yang mengatakan lebih dari 150 rumah tertimbun longsor.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan lebih dari enam desa terdampak longsor di provinsi-provinsi wilayah Mulitaka, sekitar 600 kilometer dari Ibu Kota Port Moresby.
"Tanah yang longsor, batu-batu berjatuhan, lahan-lahan retak karena tekanan terus-menerus dan air tanah mengalir sehingga menimbulkan risiko ekstrem bagi semua orang," kata Aktoprak, Ahad (26/5/2024).
IOM mengatakan lebih dari 250 rumah sudah ditinggalkan penghuninya yang memilih tinggal di penampungan sementara bersama kerabat dan teman-temannya. Sekitar 1.250 orang terpaksa mengungsi.
"Warga menggunakan tongkat penggali, sekop, dan garpu pertanian besar untuk mengeluarkan jenazah yang terkubur di bawah tanah,” kata Aktoprak.
IOM mengatakan lebih dari 100 rumah, satu sekolah dasar, toko-toko kecil, penginapan, dan pom bensin tertimbun longsor. Kantor PBB di Papua Nugini mengatakan tiga jenazah dikeluarkan dari daerah di mana 50 sampai 60 rumah hancur, sementara enam orang lainnya termasuk seorang anak dikeluarkan dalam keadaan hidup.
Kantor PBB mengatakan banyak orang yang tertimbun belum ditemukan selama proses pencarian dan penyelamatan di daerah pegunungan.
Sebelumnya badan kemanusiaan CARE Australia mengatakan diperkirakan lebih dari 4.000 orang terdampak longsor yang meratakan satu desa di utara Papua Nugini.
Dikhawatirkan ratusan orang tewas dalam longsor yang meratakan desa Koakalam di Provinsi Enga, sekitar 600 kilometer dari Port Moresby pada Jumat (24/5/2024).
CARE Australia mengatakan hampir 4.000 orang tinggal di zona terdampak bencana. Total orang yang terdampak kemungkinan besar lebih tinggi lagi.
"Tempat orang-orang yang mengungsi akibat konflik ada (di dekatnya)," kata CARE Australia, Sabtu (25/5/2024) kemarin.