REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Eropa sedang menjalani periode krisis eksistensial dan tidak pernah memiliki banyak sekali musuh internal dan eksternal seperti saat ini, kata Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Ahad (26/5/2024).
"Kami tidak pernah mempunyai begitu banyak musuh baik di dalam maupun di luar. Kita hidup di titik eksistensial di mana Eropa bisa mati. Saya telah membicarakan hal ini beberapa pekan yang lalu," kata Macron pada acara peringatan 75 tahun konstitusi Jerman di Berlin.
Situasi yang mengerikan ini sebagian besar disebabkan oleh konflik di Ukraina dan tantangan ekonomi terkait dekarbonisasi perekonomian, menurut Macron.
"Kita sedang menjalani krisis demokrasi," tambahnya, mengacu pada semakin popularnya partai-partai nasionalis di Eropa.
Macron pada konferensi pers bersama dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengsatakan Eropa perlu mendukung Kiev sampai akhir dan siap menghadapi skenario apa pun untuk mencapai perdamaian di Ukraina.
Presiden Perancis menambahkan ia ingin melihat rencana ambisius untuk pertahanan Ukraina setelah kunjungannya ke Jerman, serta rencana pertahanan dan keamanan Eropa dan perspektif bersama mengenai pertumbuhan, inovasi dan daya saing Uni Eropa.
Macron sedang melakukan kunjungan kenegaraan selama tiga hari ke Jerman dari Ahad hingga Selasa. Kunjungan ini menjadikan Macron sebagai presiden Prancis pertama yang melakukan kunjungan kenegaraan ke Jerman sejak 2000.
Kunjungan tersebut sebelumnya dijadwalkan berlangsung tahun lalu, tetapi ditunda karena alasan nasional, yaitu kerusuhan di Prancis setelah seorang remaja berusia 17 tahun ditembak mati oleh seorang polisi di Nanterre, daerah pinggiran kota Paris.