Selasa 28 May 2024 05:00 WIB

‘Kami Dibom Saat Sedang Shalat’, Kesaksian dari Rafah

Lebih dari 36.000 warga Palestina syahid dalam serangan Israel.

Warga Palestina berduka atas jenazah kerabatnya yang syahid akibat serangan udara Israel, di kamar mayat di Rafah, Jalur Gaza, Senin, 27 Mei 2024.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Serangan udara Israel memicu kebakaran besar yang menewaskan 45 orang di kamp tenda di Tal as-Sultan di kota Rafah, Gaza. Keterangan penyintas, mereka sedang shalat dan hendak menyiapkan anak-anak tidur ketika ledakan tiba-tiba terdengar.

"Kami sedang shalat... dan kami menyiapkan tempat tidur anak-anak kami untuk tidur. Tidak ada yang aneh, kemudian kami mendengar suara yang sangat keras, dan api muncul di sekitar kami," kata Umm Mohamed Al-Attar, seorang ibu Palestina di sebuah rumah sakit. Delapan bom Israel buatan Amerika Serikat yang dilaporkan seberat satu ton menjatuhi area penuh pengungsi itu selepas masuk waktu shalat Isya.

Baca Juga

Umm Mohamed Al-Attar nampak mengenakan jilbab merahnya saat diwawancarai Reuters. Sejak lama, menjadi kebiasaan perempuan di Gaza untuk mengenakan pakaian shalat mereka sebelum tidur. Ini agar ketika syahid dibom Israel mereka tetap tertutupi auratnya.

Dalam pemandangan yang sangat familiar dari perang yang telah memasuki bulan kedelapan, keluarga-keluarga Palestina bergegas ke rumah sakit untuk mempersiapkan jenazah kerabat mereka untuk dimakamkan setelah serangan pada Ahad malam membakar tenda-tenda dan tempat perlindungan logam yang rapuh.

photo
Warga Palestina melihat kehancuran pasca serangan Israel terhadap pengungsi yang tinggal di Rafah, Jalur Gaza, Senin, 27 Mei 2024. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

"Semua anak mulai berteriak... Suaranya menakutkan; kami merasa seperti logam akan menimpa kami, dan pecahan peluru berjatuhan ke dalam ruangan."

Serangan itu terjadi di lingkungan Tal Al-Sultan, tempat ribuan orang berlindung setelah pasukan Israel memulai serangan darat di timur Rafah lebih dari dua pekan lalu.

Rekaman video yang diperoleh Reuters menunjukkan api berkobar dalam kegelapan dan orang-orang berteriak panik. Sekelompok pemuda mencoba menarik lembaran seng dan selang dari sebuah truk pemadam kebakaran mulai memadamkan api.

Lebih dari separuh syuhada akibat serangan itu adalah perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia, kata pejabat kesehatan di Gaza. Ia menambahkan bahwa jumlah korban syahid kemungkinan akan meningkat dari orang-orang yang menderita luka bakar parah.

Di siang hari, kamp itu dipenuhi puing-puing tenda yang berasap, logam yang bengkok, dan barang-barang hangus. Perempuan menangis dan laki-laki melakukan shalat di samping jenazah yang dikafani.

Duduk di samping jenazah kerabatnya, Abed Mohammed Al-Attar mengatakan Israel berbohong ketika mengatakan kepada penduduk bahwa mereka akan aman di wilayah barat Rafah. Kakak laki-lakinya, adik iparnya dan beberapa kerabat lainnya syahid dalam kobaran api.

"Tentara Israel pembohong. Tidak ada tempat aman di Gaza. Tidak ada tempat aman untuk anak-anak, pria lanjut usia, atau wanita. Di sini dia (saudara laki-laki saya) bersama istrinya, mereka syahid," katanya. . “Apa yang telah mereka lakukan hingga pantas menerima ini? Anak-anak mereka telah menjadi yatim piatu.”

Rumah sakit di Rafah, termasuk rumah sakit lapangan Komite Internasional Palang Merah, tidak mampu menangani semua korban luka, sehingga beberapa di antaranya dipindahkan ke rumah sakit di Khan Younis lebih jauh ke utara Gaza untuk mendapatkan perawatan, kata petugas medis. Kementerian Luar Negeri Palestina yang berbasis di Tepi Barat mengutuk “pembantaian keji tersebut.”

Tank-tank Israel terus membombardir wilayah timur dan tengah kota di Gaza selatan pada hari Senin, menewaskan delapan orang, kata pejabat kesehatan setempat. Di kamp Al-Nuseirat di Jalur Gaza tengah, serangan Israel menewaskan tiga petugas polisi Palestina, kata kementerian dalam negeri Hamas di Gaza.

Lebih dari 36.000 warga Palestina syahid dalam serangan Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Israel melancarkan operasi tersebut setelah militan pimpinan Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement