Warga permukiman Tel Al-Sultan yang menjadi target serangan udara Israel akhir pekan lalu mengatakan mengatakan serangan digelar saat mereka hendak tidur. Mereka menambahkan Israel masih membombardir pemukiman tersebut.
"Peluru-peluru tank berjatuhan di mana-mana di Tel Al-Sultan, banyak keluarga yang meninggalkan rumah mereka di barat Rafah karena ditembaki sepanjang malam," kata salah satu warga melalui aplikasi kirim pesan.
Badan bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) mengatakan sekitar satu juta orang yang sebagian besar berkali-kali berpindah tempat selama perang, sudah meninggalkan Rafah sejak Israel mulai menyerang kota itu pada awal Mei lalu.
Sebuah video menunjukkan keluarga-keluarga yang terpaksa mengungsi membawa barang-barang mereka melalui jalanan Rafah yang hancur. Sementara anak-anak mereka yang kelelahan membuntuti di belakang.
“Ada banyak serangan, asap dan debu. Ini adalah kematian dari Tuhan... Orang-orang (Israel) menyerang di mana-mana. Kami lelah,” kata Moayad Fusaifas, sambil mendorong barang-barang di atas dua sepeda.
Stasiun televisi Mesir, Al-Qahera mengutip seorang pejabat Mesir yang mengatakan Mesir, Qatar dan Amerika Serikat mencoba menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditawan Hamas. Namun upaya tersebut terhambat serangan Israel ke Rafah.