Jumat 20 Feb 2015 21:23 WIB

Seniman di Australia Barat Ubah Sampah Plastik Jadi Karya Seni

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA BARAT -- Sampah plastik seringkali mengotori pantai-pantai, termasuk di kawasan Pantai Goode di Australia Barat. Seorang seniman mencoba untuk menyadarkan banyaknya sampah plastik di pantai lewat karya seni yang dibuatnya dari sampah-sampah plastik.

Tim Pearn, seniman asal Australia Barat memiliki ide yang kreatif untuk menjadikan sampah-sampah di pantai ke dalam sejumlah karya seni.

Sampah-sampah yang ia kumpulkan dari kawasan Pantai Goode dibuatnya menjadi instalasi seni, dalam bentuk pahatan, ukiran, yang digabungkan dengan visualisasi seperti foto dan video.

"Saya tinggal di Pantai Goode hampir setahun dan mulai memperhatikan partikel-partikel plastik untuk dikumpulkan. Saya sangat kaget karena setiap kali jalan di pantai, saya bisa mengumpulkan barang-barang plastik sampai satu kantung plastik kecil," ujar Tim baru-baru ini.

Setelah mengumpulkan untuk dibuang, lama-lama ia kepikiran bahwa ada sesuatu yang bisa dilakukan, ketimbang hanya dibuang. Dari situlah ia kemudian memiliki ide untuk membuat sejumlah karya seni dari sampah-sampah plastik yang ditemukan di pantai.

Karya-karyanya ini dipamerkan di Western Australian Museum, Albany, hingga 7 Maret mendatang.

Pameran yang diberi nama "On The Beach" ini mencoba untuk menarik perhatian dan kepedulian soal polusi plastik. "Kita sangat tidak bertanggung jawab dengan penggunaan plastik. Sebenarnya sangat berguna kalau digunakan dengan baik, tetapi ada dampak buruk bagi lingkungan," ujarnya.

Sementara itu, Dr Jennifer Lavers ahli biologi kelautan dari Institute for Marine and Antarctic Studies di Hobart telah menghabiskan waktu cukup lama untuk meneliti dampak plastik pada burung-burung laut.

"Burung-burung laut adalah indikator yang bisa dipercaya untuk mencari tahu apa yang terjadi," jelas Dr Lavers.

Penelitiannya telah memperlihatkan bagaimana dampak polusi plastik yang dimakan burung-burung laut.

"Sekalinya tertelan, maka bisa ditemukan banyak racun seperti merkuri dan arsenik yang ditemukan di dalam tubuh burung-burung," jelasnya.

Tapi Dr Lavers mengatakan belum ada bukti cukup untuk menjawab bagaimana dampaknya terhadap manusia.

"Meski belum terkait secara langsung, tetapi dari bukti-bukti lain menyarankan agar kita harus tetap waspada," kata Dr Lavers.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement