Selasa 28 Mar 2017 16:19 WIB

Ilmuwan Australia Hampir Tuntas Ciptakan Vaksin Malaria

Rep: Damien Larkins dan Nicole Dyer/ Red:
abc news
abc news

REPUBLLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Sejumlah peneliti Australia mengatakan mereka hampir tuntas menciptakan vaksin untuk mencegah malaria yang berpotensi menyelamatkan ratusan ratusan ribu nyawa setiap tahun.

Malaria merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia – Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan 212 juta kasus dan 429 ribu kematian akibat Malaria pada tahun 2015. Meskipun upaya penanganan bisa dilakukan untuk menghindari penularan, tidak ada vaksin berizin untuk memerangi penyakit ini.

Saat ini, vaksin parasite malaria tingkat darah saat ini tengah diujicobakan di Queensland telah terbukti aman dan mendorong respon kekebalan pada manusia. Vaksin ini telah diujicobakan pada 11 orang manusia dalam kerjasama Gold Coast University Hospital dan Griffith University di Queensland.

Peneliti dari Institut Glycomics Griffith University Michael Good adalah salah satu relawan dalam percobaan ini.

Dia mengatakan para peneliti telah mengambil pendekatan baru dari penelitian sebelumnya. "Ini melibatkan keseluruhan parasit malaria, yang kita secara efektif tidurkan dengan obat yang mengikat DNA-nya," katanya baru-baru ini.

"Ini merupakan pendekatan yang tidak biasa."

Parasit Malaria menghindari sistim kekebalan tubuh

Professor Good telah mempelajari malaria selama beberapa waktu, dan berusaha memahami bagaimana parasite malaria menghindari sistem kekebalan manusia dengan secara cepat memutasi proteinnya. "Kebanyakan pendekatan vaksin bergantung pada protein tunggal,” katanya.

"Namun jika ia bermutasi dan mengubah target bergeraknya dan maka sistem kekebalan tubuh tidak akan mengenali jenis strain yang berbeda.”

Para peneliti sekarang berharap dapat bergerak ke sebuah studi yang lebih luas dari 20 orang menjadi 30 orang, dan jika hal ini berhasil mereka akan mengujicobakan pada orang-orang yang terpapar malaria di Uganda. "Jika pendekatan ini bekerja di Gold Coast… langkah kami berikutnya dalah akan pergi ke negara dimana malaria sangat endemik,” kata Professor Good.

Dia berharap vaksin ini akan tersedia di pasaran dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang.

Diterjemahkan pukul 10:00 AEST 28/3/2017 oleh Iffah Nur Arifah dan simak artikelnya dalam bahasa Inggris di sini

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement