Selasa 24 Apr 2018 18:11 WIB

Ribuan Perawat Zimbabwe Kembali Bekerja Setelah Mogok Massal

Lebih dari 15 ribu perawat menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan kenaikan gaji.

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Perawat
Foto: .
Perawat

REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Ribuan perawat Zimbabwe telah kembali bekerja setelah mengakhiri pemogokan massal. Para serikat pekerja mengatakan, negosiasi dengan pemerintah diharapkan akan dimulai.

Dilansir Aljazirah, Selasa (24/4), lebih dari 15 ribu staf menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan peningkatan gaji. Akibat aksi ini pemerintah mengumumkan bahwa para perawat telah dipecat dan menuduh mereka memiliki motif politik.

"Perawat telah kembali bekerja hari ini, meskipun keluhan mereka masih sama," kata juru bicara Asosiasi Perawat Zimbabwe Enoch Dongo.

Ia mengatakan, beberapa orang telah diminta untuk mengisi formulir pemecatan terlebih dahulu dan kemudian menandatangani formulir untuk memulai kembali tugas. "Kami belum mendengar ada orang yang telah dipecat," katanya.

Zimbabwe National Union (ZINA) sebelumnya mengatakan, pemogokan oleh anggotanya telah dipolitisasi. "Untuk membuka jalan bagi pembukaan kembali perundingan dan perlindungan pekerja, kami memutuskan untuk membatalkan aksi industri," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pemogokan perawat mengikuti protes serupa yang baru-baru ini dilakukan oleh dokter junior. Guru juga mengancam akan melakukan aksi serupa.

Ini adalah aksi massa terbesar yang dilakukan selama masa kepresidenan Emmerson Mnangagwa, setelah pengunduran diri Presiden Robert Mugabe pada November 2017. Sejak mengambil alih Zimbabwe, Mnangagwa telah berjanji untuk meningkatkan ekonomi dan mencari investasi asing untuk meningkatkan pelayanan publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement