Ahad 18 Mar 2018 09:06 WIB

Amerika akan Turunkan Kadar Nikotin Rokok

Salah satu caranya dengan melakukan rekayasa genetik di pabrik tembakau.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Budi Raharjo
Toko rokok di Amerika
Foto: VOA
Toko rokok di Amerika

REPUBLIKA.CO.ID,MARYLAND -- Food and Drug Administration (FDA) atau badan federal pemerintah Amerika Serikat (AS) yang melindungi peredaran makanan di AS mengumumkan akan mengambil langkah untuk menurunkan kadar nikotin dalam rokok pada Kamis (15/3) lalu. Badan ini juga berrencana untuk mengusulkan sebuah peraturan baru yang akan membatasi tingkat nikotin tembakau.

Dilansir dari Livescience.com, FDA Commissioner Dr Scott Gottlieb mengatakan rencana pembatasan tingkat nikotin tembakau ini memiliki tujuan akhir untuk menurunkan jumlah senyawa ke tingkat yang tidak menentu. Saat ini, pihaknya sedang mencari komentar publik dan juga data tambahan mengenai bagaimana mengembangkan peraturan itu. "Langkah peraturan baru ini dapat membantu menghindari jutaan kematian terkait tembakau di seluruh negeri," kata Gottlieb.

Seorang profesor kesehatan perilaku dalam psikiatri dari di University of Pennsylvania Perelman, Andrew Stasser mengatakan salah satu cara pembatasan tingkat nikotin itu adalah dengan melakukan rekayasa genetik. ”Ilmuwan akan memodifikasi gen di pabrik tembakau sehingga mereka yang mengendalikan produksi nikotin dimatikan,” kata Stasser.

Stasser mengatakan, tembakau yang dihasilkan tidak akan mengandung nikotin, dan tembakau ini bisa dikombinasikan dengan tembakau biasa untuk menghasilkan rokok nikotin rendah.

Sebagai contoh, sebuah studi pada 2015 yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine menemukan perokok yang merokok dengan kadar nikotin rendah (antara 0,4 dan 2,4 miligram nikotin per gram tembakau), mengisap lebih sedikit rokok per hari. Dan menyebabkan lebih mengurangi ketergantungan pada nikotin dibandingkan mereka yang menggunakan rokok biasa (15,8 miligram nikotin per gram tembaukau.

Dalam sebuah studi pada 2016, Stasser dan rekan-rekanna menemukan adanya fakta keterkaitan rokok nikotin rendah dan intensitas merokok yang berkurang. "Langkah ini sangat menarik dan sangat menggembirakan bagi bidang kami," kata Strasser.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement