Selasa 20 Mar 2018 09:29 WIB

Studi: Mobil Swakemudi Bikin Penumpang Lebih Stres

Stres terutama terjadi karena perasaan asing menyerahkan kendali mobil kepada mesin.

Mobil Swakemudi. Ilustrasi
Foto: Carscoops
Mobil Swakemudi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sebuah hasil studi yang dilakukan oleh Kempten University of Applied Sciences menyebutkan bahwa melakukan perjalanan naik kendaraan dengan teknologi kemudi mandiri atau swakemudi menjadi pengalaman yang membuat penumpang lebih stres daripada dengan naik mobil biasa.

"Kami ingin meneliti bagaimana mobil masa depan harus dirancang agar manusia bisa mempercayai kendaraan yang mereka naiki," kata penulis studi tersebut, Bernhard Schick, kepada pers, Senin (19/3), mengenai alasan di balik penelitiannya.

Namun, bertolak belakang dengan kebijakan yang diterima banyak pihak, teknologi yang ada bagi kendaraan yang jalan sendiri tampaknya diterima sebagai faktor yang mengakibatkan stres tambahan dan bukan dipandang sebagai bantuan yang bermanfaat. Schick sampai pada kesimpulan yang mengejutkan itu setelah melakukan percobaan dengan 50 peserta studi, yang berusia antara 18 dan 65 tahun dan dipantau saat mereka naik mobil dengan sistem pengaturan jalur modern.

Sistem itu dirancang untuk menjamin pengemudi tidak keluar dari jalurnya ketika mereka kehilangan konsentrasi, misalnya karena kelelahan. "Tingkat stres naik pada semua orang yang dites segera setelah sistem jalan-di-jalur diaktifkan," kata Corinna Seidler, ahli jilmu jiwa yang terlibat dalam percobaan tersebut, dalam kesimpulannya.

Seidler menjelaskan kondisi itu terutama terjadi karena perasaan yang asing mengenai menyerahkan kendali atas mobil yang melaju cepat kepada mesin serta kecenderungan sistem untuk gagal pada kondisi tertentu. Wanita ilmuwan tersebut sering berpendapat bahwa akan diperlukan waktu sampai sistem jalan-di-jalur, apalagi kendaraan yang sepenuhnya mandiri, bisa memberi rasa keamanan yang cukup kepada penumpang.

Schick juga mengatakan, setidaknya untuk saat ini, teknologi itu tidak cukup canggih untuk menjamin bahwa kecelakaan dapat sepenuhnya dicegah. Walaupun berbagai studi telah meramalkan bahwa peningkatan jumlah mobil yang melaju sendiri di jalan akan menghasilakn penurunan kematian yang berkaitan dengan kecelakaan lalu-lintas, pernyataan optimistis semacam itu bukan tak diperdebatkan di kalangan ahli.

Namun, peraturan lalu lintas Jerman sudah membuat ketentuan terbatas bagi penggunaan kendaraan yang melaju sendiri untuk tujuan tes di jalan raya negeri tersebut. Selain itu, instalasi penelitian baru yang sebagian didanai pemerintah, yang telah dinamakan pusat paling modern bagi kendaraan bekemudi otonomi di Jerman dan akan menguras dana 15 juta euro (18,47 juta dolar AS) secara keseluruhan biaya pembangunan, dijadwalkan dibuka di Bavaria pada 2019.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement