Sabtu 24 Mar 2018 14:39 WIB

Kantor Cambridge Analytica di London Digeledah

Cambridge Analytica pakai data 50 juta pengguna Facebook untuk kampanye Donald Trump.

Petugas Kantor Komisi Informasi (ICO) menggeledah kantor Cambridge Analytica di London, Inggris, Sabtu (24/3).
Foto: AP/Yui Mok
Petugas Kantor Komisi Informasi (ICO) menggeledah kantor Cambridge Analytica di London, Inggris, Sabtu (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penyelidik dari pengawas data Inggris pada Jumat (23/3) menggeledah kantor Cambridge Analytica. Perusahaan pengulas data itu sedang berada di pusat 'badai' tuduhan bahwa mereka secara ilegal mengambil data Facebook untuk membidik pemilih Amerika Serikat.

Sekitar 20 petugas, mengenakan jaket hitam dengan tulisan "ICO Enforcement", tiba di kantor pusat perusahaan tersebut di London. Mereka segera melakukan penggeledahan setelah hakim Pengadilan Tinggi memberikan perintah pencarian yang diminta Kantor Komisi Informasi (ICO).

Petugas diizinkan masuk ke gedung oleh penjaga keamanan kantor yang berada di jalan New Oxford. Mereka, kata saksi, terlihat dari jendela kantor lantai dua sedang memeriksa buku dan beberapa dokumen.

Elizabeth Denham, kepala ICO, meminta surat perintah penggeledahan setelah seorang pengungkap mengatakan bahwa Cambridge Analytica mengumpulkan keterangan pribadi dari 50 juta pengguna Facebook untuk mendukung kampanye Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pada 2016. Inggris sedang menyelidiki apakah Facebook, jaringan media sosial terbesar di dunia, melakukan hal yang cukup untuk melindungi data.

Anggota parlemen AS pada Jumat meminta Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg, datang ke Kongres untuk menjelaskan bagaimana data pengguna jatuh ke tangan Cambridge Analytica. Hal tersebut menambah tekanan pada perusahaan yang mendapat kecaman dari investor dan pengiklan.

Secara terpisah pada Jumat, surat kabar Guardian Inggris mengatakan, mantan konsultan politik Cambridge Analytica menuduh manajemen perusahaan menyesatkan publik Inggris tentang pekerjaan yang dilakukannya untuk kelompok pro-Brexit sebelum pemungutan suara untuk meninggalkan Uni Eropa. Brittany Kaiser, seorang direktur pengembangan bisnis di perusahaan dari 2014 hingga awal tahun ini, mengatakan kepada Guardian bahwa Cambridge Analytica melakukan pengacakan data dan analisis untuk Leave.EU. Sementara, secara terbuka pihaknya menyangkal hal itu.

Arron Banks, donor utama untuk Leave.EU, mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa Leave.EU tidak menerima data atau pekerjaan apa pun dari Cambridge Analytica. Meskipun Partai Kemerdekaan Inggris, yang juga berkampanye untuk Brexit, memberikan perusahaan itu sebagian datanya yang dianalisis perusahaan.

"Tapi itu tidak digunakan dalam kampanye Brexit. Cambridge Analytica berusaha membuat saya membayar untuk pekerjaan itu, tetapi saya menolak. Itu tidak ada hubungannya dengan kami," demikian Banks.

Upaya oleh ICO untuk menyelidiki Cambridge Analytica terhambat pada Kamis setelah hakim menunda penerapannya untuk mencari kantor kelompok konsultan Inggris selama 24 jam. Anggota parlemen AS dan Eropa telah meminta penjelasan tentang bagaimana perusahaan konsultan Inggris tersebut memperoleh akses ke data pada 2014 dan mengapa Facebook gagal menginformasikan penggunanya, menimbulkan pertanyaan industri yang lebih luas tentang privasi konsumen.

Zuckerberg mengatakan pada Rabu bahwa perusahaannya membuat kesalahan dalam penanganan data dan menjanjikan langkah ketat untuk membatasi upaya pengembang ke data.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement