REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan NATO tidak bertujuan mengisolasi Rusia setelah serangan pada mantan agen Rusia dan putrinya di Inggris bulan lalu. Namun, NATO harus menindak Rusia untuk menunjukkan kekecewaannya terhadap kasus ini.
"Kami terus berusaha untuk hubungan yang lebih baik dengan Rusia karena Rusia adalah tetangga kami, Rusia ada di sana untuk tinggal. Kami tidak bertujuan mengisolasi Rusia," kata Stoltenberg dalam sambutannya di Universitas Ottawa, dikutip dari Reuters, Kamis (5/4).
Stoltenberg mengatakan NATO prihatin dengan Rusia, yang disebutnya telah mencaplok Krimea, membuat tidak stabil Ukraina Timur, mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan ikut campur dalam urusan negara lain.
"Itulah alasan mengapa sekutu NATO dan mitra bereaksi dengan cara mereka bereaksi setelah serangan di Salisbury. Karena itu bukan satu peristiwa. Ini adalah serangan yang telah terjadi (melawan) latar belakang pola perilaku yang telah kita lihat selama bertahun-tahun," ujarnya.
Lebih dari 100 diplomat Rusia telah diusir dari negara-negara Barat karena serangan di Salisbury pada 4 Maret lalu. Pekan lalu, Aliansi mengusir tujuh diplomat dari Rusia ke NATO dan memotong jumlah maksimum delegasi menjadi 20 dari 30 setelah serangan itu.