REPUBLIKA.CO.ID, Korea Selatan telah menghabiskan puluhan tahun dalam menyaring pengungsi dari tetangganya Korea Utara. Namun beberapa agen Pyongyang tetap saja berhasil melewati pemeriksaan tersebut.
Korsel telah menggunakan detektor kebohongan, interogasi dan proses penyaringan yang meliputi penempatan para pengungsi di sel isolasi untuk menangkap agen Korea Utara di antara pencari suaka.
Namun, Korsel tetap kebobolan. Dalam kurun 2003 hingga 2013, dari 49 mata-mata Korut yang ditangkap di Korsel, 21 di antaranya memasuki negara dengan menyamar sebagai pengungsi.
"Pertanyaan tentang menyelinapnya mata-mata selalu menjadi masalah dan kita perlu membuat proses lebih teliti dan maju," ujar anggota oposisi Komite Intelijen Parlemen Korsel, Shin Kyung Min.
Lebih dari 1.000 warga Korut membelot ke Korsel setiap tahunnya. Bahkan ada 180 tiap harinya yang menjalani penyeleksian. Jika mereka dikonfirmasi sebagai pengungsi maka akan dipindahkan ke kompleks pemukiman.
Mereka tidak bisa meninggalkan pemukiman selama 12 pekan atau sekitar tiga bulan untuk membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan di Korsel.
Warga Korea Utara yang biasanya masuk melalui negara ketiga, dibawa ke sebuah fasilitas di Siheung, pinggiran selatan Seoul. Di sana, mereka dipisahkan untuk ditanyai tentang latar belakang dan kehidupan mereka di Korut. Mereka juga menghabiskan waktu di ruangan isolasi yang nyaman.
Baca juga, Pria Ini Beberkan Kisah Sadis Penjara Korea Utara.