Ahad 09 Sep 2012 12:22 WIB

Gunung Berapi Nikaragua Muntahkan Abu, Ratusan Warga Dievakuasi

REPUBLIKA.CO.ID, MANAGUA - Gunung berapi tertinggi Nikaragua menyemburkan abu setinggi lima kilometer Sabtu, yang menyebabkan pengevakuasian ratusan orang yang tinggal dekat lokasi itu.

Belum ada segera laporan mengenai korban atau kerusakan properti, kata pihak berwenang. Tetapi pemerintah mengeluarkan siaga kuning, mengindikasikan rencana-rencana darurat telah diaktifkan.

Gumpalan abu membentuk satu awan seluas 48km dengan dari gunung berapi San Cristobal 1.745,meter yang terletak sekitar 154km utara ibu kota Managua di bagian barat laut negara itu, kata Institut Studi Wilayah Nikaragua atau Ineter.

Javier Mejia, direktur eksekutif Ineter, yang memantau gempa dan kegiatan gunung berapi, mengatakan ia merekomendasikan bahwa pihak otoritas penerbangan sipil agar menutup wilayah udara dekat San Cristobal karena gumpalan abu dan kabut, paling besar tercatat dalam beberapa tahun belakangan ini.

Gunung berapi itu telah lama aktif, dan meletus pertengahan tahun 2008, ketika menyemburkan gas dan serangkaian ledakan kecil. Selama berbulan-bulan gunung itu mengeluarkan "gas berlimpah-limpah secara tetap," kata Ineter dalam buletin bulanannya.

Pemerintah berharap akan mengevakuasi sekitar 3.000 orang dari sekitar San Cristobal, kendatipun telah banyak keluarga sudah meninggalkan kota mereka, kata Guillrmo Gonzalez, yang memimpin Snapred, satu badan pemerintah yang menangani urusan darurat dan penanggulangan bencana.

"Satu rencana tanggapan telah ada bagi letusan-letusan gunung berapi yang secara jelas menetapkan lokasi-lokasi bagi penduduk apabila mereka diungsikan," kata Gonzalez.

Dalam satu laporan sementara, Ineter mengatakan "lebih banyak emsisi gas dan ledaakn-ledakan sporadis" diperkirakan dari San Cristobal.

Gunung berapi itu adalah salah satu dari banyak gunung berapi yang aktif di sepanjang pantai Nikaragua, kata institut itu, dan rata-rata hampir 100 getaran gempa setiap hari. Juru bicara pemerintah Rosario Murillo sebelumnya mengatakan sejumlah 20.000 orang diperkirakan akan terkena dampak itu.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement