Senin 29 Dec 2014 11:01 WIB

Teroris Takuti Isu Kesetaraan Gender

Rep: C01/ Red: Erdy Nasrul
Teroris
Teroris

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Teroris ternyata memiliki beberapa ketakutan tersendiri. Salah satu mimpi terburuk bagi para teroris ialah kesetaraan gender.

Logikanya sangat sederhana. Perempuan yang 'kuat' dan berpendidikan tidak akan menerima ideologi brutal yang disokong oleh para pimpinan teroris sebagai peraturan di negaranya. perempuan dewasa dan gadis muda berpendidikan akan menjadi tantangan bagi struktur kekuatan organisasi militan hingga ke dasarnya.

"Tak ada keraguan bahwa penargetan terhadap perempuan bukan sekedar 'sampingan' bagi para kelompok militan, melainkan suatu elemen pokok," ujar Pimpinan Jaringan Aksi Masyarakat Sipil Internasional (ICSAN), Sanam Naraghi-Anderlini, pada CNN.

Bukan suatu kebetulan bahwa negara-negara yang memperlakukan hak asasi perempuan dengan sangat buruk merupakan negara-negara yang melahirkan banyak militan untuk Al-Qaeda dan ISIS. Di beberapa negara tersebut, hak asasi perempuan tak hanya stagnan tetapi mengalami kemunduran.

Naraghi-Anderlini menilai alasan mengapa kelompok militan menjadikan perempuan sebagai target karena mereka ingin memperkokoh kekuasaan. "Kekuasaan" terhadap perempuan serta sikap tunduk perempuan dinilai Naraghi-Anderlini sebagai ideologi yang beresonansi dengan baik dalam merekrut anggota laki-laki untuk masuk ke dalam kelompok militan.

"Ketakutan" para grup militan terhadap kemandirian dari perempuan berpendidikan dapat dilihat dari sejumlah usaha kelompok militan tersebut untuk menghentikan edukasi bagi para perempuan. Di Afghanistan misalnya, para siswi yang baru berusia tujuh sampai delapan tahun diancam bahkan ditembak oleh Taliban karena pergi ke sekolah. Selain itu, ratusan perempuan di Nigeria diculik dari sekolah mereka pada awal tahun ini. Contoh ketakutan kelompok militan ini terhadap wanita berpendidikan dapat terlihat jelas dari penembakan yang dilakukan oleh Taliban terhadap aktivis pendidikan perempuan Malala Yousafzai pada 2012 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement