REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sebuah laporan baru menemukan bahwa 38 juta orang telah mengungsi di dalam negeri mereka sendiri karena konflik atau kekerasan, dengan setidaknya 11 juta orang mengungsi pada tahun 2014. Internal Displacement Monitoring Centre (IDMC), melaporkan gambaran global, yang dirilis dari Norwegian Refugee Council (NRC), pada Rabu (6/5) mencatat kenaikan pengungsi sebanyak 15 persen, yang menyatakan bahwa angka tersebut merupakan rekor tertinggi untuk tahun ketiga pengungsian.

Sekretaris jenderal NRC, Jan Egeland melaporkan untuk membangun diplomasi internasional. Kemudian, dia menegaskan jika angka ini berbeda dari pengungsi yang terpaksa meninggalkan negara mereka.

"Apa itu benar-benar vonis memberatkan diplomasi internasional, kurangnya pemerintahan yang baik dari sebuah negara, karena kurangnya kerjasama regional," katanya kepada Aljazirah dari Jenewa.

Dia mengatakan pemerintah harus duduk dan mendiskusikan rekonsiliasi dan kerjasama dengan kelompok-kelompok bersenjata untuk menarik diri dari konflik. Akar dari permasalahan pengungsi besar-besaran ini adalah karena konflik yang berkepanjangan disejumlah daerah.

Enam puluh persen dari pengungsi berada di lima negara, yaitu Irak, Sudan Selatan, Suriah, Republik Demokratik Kongo dan Nigeria. Kemudian Eropa, untuk pertama kalinya lebih dari satu dekade. karena perang Ukraina yang memaksa 650.000 orang  mengungsi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika