Rabu 03 Jun 2015 13:08 WIB
Wabah MERS

Makan Korban di Korsel, Kemenkes Waspada MERS

Rep: c14/ Red: Angga Indrawan
The Middle East respiratory syndrome (MERS) coronavirus is seen in an undated transmission electron micrograph from the National Institute for Allergy and Infectious Diseases (NIAID).
Foto: Reuters/NIAID
The Middle East respiratory syndrome (MERS) coronavirus is seen in an undated transmission electron micrograph from the National Institute for Allergy and Infectious Diseases (NIAID).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persebaran virus ‎MERS CoV di Korea Selatan masih terus merebak. Secara resmi, pemerintah Korea Selatan melaporkan tambahan 10 kasus lagi ke Badan Kesehatan Dunia (WHO). Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI‎ Tjandra Yoga Aditama, Indonesia pun mesti waspada terhadap persebaran virus tersebut agar tidak masuk ke wilayah Indonesia. 

Tjandra menuturkan, semua penularan MERS CoV di Korea Selatan dapat ditelusuri dari 14 kasus yang dilaporkan terdahulu. Selain itu, juga sudah dilaporkan dua kasus korban meninggal dunia di Korea Selatan akibat MERS CoV. 

"Suatu angka kematian yang sudah hampir seperti penyakit SARS yang dulu sempat jadi masalah kesehatan penting di dunia," kata Tjandra Yoga Aditama dalam pesan singkat yang diterima Republika, Rabu (3/6).

Lantaran itu, Tjandra menengarai, dalam waktu dekat ini akan ada pertemuan darurat Emergency Committe WHO on MERS CoV, di dalamnya dia termasuk salah satu pakar yang akan diundang. Tjandra juga menyebut, penting mengetahui karakteristik persebaran virus tersebut. ‎

"‎Ada tiga hal penting yang perlu kita waspadai dengan perkembangan MERS CoV di Korea Selatan. Pertama, pihak yang ditulari. Kedua, jumlah orang yang tertular. Ketiga, cara penularan," ungkap Tjandra. ‎

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement