Senin 31 Aug 2015 15:45 WIB

Peretas Cina akan Dikenai Sanksi AS

Rep: c30/ Red: Bilal Ramadhan
Hacker (ilustrasi)
Hacker (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Gedung Putih Amerika Serikat sedang mempertimbangkan penerapan sanksi untuk hacker atau para peretas Cina, baik individu ataupun atas nama perusahaan.

Sanksi tersebut akan diputuskan segera dalam dua pekan ke depan. Keterangan ini didapat dari beberapa pejabat pemerintahan Obama yang tak dikenal yang mengatakannya kepada surat kabar washington post.

Pejabat pemerintah AS dan Tim analis dunia maya mengatakan, peretas Cina menggunakan taktik berteknologi tinggi mereka membangun database besar yang dapat digunakan untuk spionase tradisional merekrut mata-mata atau mendapatkan akses pada jaringan data lain.

Kecurigaan mereka menduga Cina adalah di balik serangkaian pelanggaran data di AS ini mengganggu hubungan kerja sama ekonomi terbesar di dunia antara AS dan Cina. Presiden Xi Jinping sendiri dilaporkan akan membuat kunjungan pertamanya ke Gedung Putih AS bulan depan.

Ketika menanyakan kembali pada seorang pejabat di Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri, mereka enggan menanggapi hal tersebut. Keduanya sama-sama bungkap untuk menanggapi adanya lapora tersebut.

Namun, seorang pejabat senior menjawab bahwa Presiden Barack Obama mencatat ketika dia menandatangani sebuah perintah ekekutif awal tahun lalu, memungkinkan adanya sanksi ekonomi terhadap pelanggaran hacker cyber dan menggunakan strategi komprehensif untuk menghadapi aktor tersebut.

"Strategi ini meliputi keterlibatan diplomatik, perangkat kebijakan perdagangan, mekanisme penegakan hukum, dan sanksi pada individu atau badan yang terlibat," ujar pejabat tersebut yang dilansir dari reuters, Senin (31/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement