REPUBLIKA.CO.ID, Pada 5 Februari 1958, pesawat bomber B-47 menjatuhkan bom nuklir seberat tujuh ribu pon ke perairan Tybee Island. Bom jatuh setelah pesawat bertabrakan dengan jet Angkatan Udara lainnya dalam sesi latihan. Hingga 50 tahun kemudian, bom itu tidak pernah ditemukan.
Menurut angkatan udara AS, bom tidak akan jadi ancaman jika dibiarkan tidak terganggu. Meski demikian, penduduk sekitar dan pemburu bom tetap khawatir. Angkatan laut mencari bom selama lebih dari dua bulan tapi tidak berhasil menemukannya.
Dalam laporan pada 2001, angkatan udara mengatakan bom itu masih utuh dengan risiko rendah. Pemerintah kemudian resmi berhenti mencari bom tersebut.
Menurut NPR, kesepakatan umum mengatakan bahwa bom nuklir Savannah mengandung uranium dan plutonium dalam jumlah yang signifikan. Dokumen Kongres pada 1966 juga menunjukkan bahwa bom itu bersenjata lengkap dengan kandungan uranium dan plutonium. Tapi Angkatan Udara dan mantan pilot pesawat, pensiunan Kolonel Howard Richardson, menyangkal bom mengandung plutonium.
Advertisement