REPUBLIKA.CO.ID, PANAMA CITY -- Pemerintah Panama meluncurkan penyelidikan terhadap invasi AS ke negaranya pada 1989 yang menggulingkan Jenderal Manuel Noriega.
Dilansir dari BBC, Rabu (20/7), sebuah komisi akan menentukan berapa banyak orang yang tewas selama operasi tersebut, dan mengidentifikasi mereka.
Komisi tersebut juga akan memutuskan apakah kerabat korban berhak menerima kompensasi.
Secara resmi, 514 prajurit Panama dan warga sipil tewas. Namun, lembaga setempat mengatakan korban sebenarnya mendekati seribu orang. Sebanyak 23 personel militer AS tewas.
"Panama sedang mencari cara mengobati lukanya. Tidak bisa ada rekonsiliasi jika kebenaran tidak terungkap," ujar Wakil Presiden dan Menteri Luar Negeri Panama Isabel de Saint Malo.
Manuel Noriega (83 tahun) kini berada di penjara Panama. Dia dipenjara karena memerintahkan penghilangan para pembangkang saat ia berkuasa pada 1983-1989. Dia telah menjalani hukuman di AS dan Prancis.