Jumat 19 Aug 2016 10:45 WIB

Foto Bocah Suriah Buat Rusia Sepakati Gencatan Senjata

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Indira Rezkisari
 Omran Daqneesh yang berumur lima tahun duduk dengan wajah penuh darah, bersama kakaknya dalam ambulans setelah diselamatkan usai serangan udara di Aleppo, Suriah.
Foto: Reuters
Omran Daqneesh yang berumur lima tahun duduk dengan wajah penuh darah, bersama kakaknya dalam ambulans setelah diselamatkan usai serangan udara di Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Setelah foto memilukan bocah Aleppo menyebar viral, militer Rusia menyatakan kesiapannya mendukung gencatan senjata, Kamis (18/8). Militer Rusia mengatakan siap mendukung seruan PBB untuk menghentikan pertempuran setiap pekan di Aleppo.

Beberapa jam lalu, foto bocah lima tahun bermandikan debu dan darah menghentakkan media global. Bocah bernama Omran Daqneesh itu adalah korban selamat yang terkubur gedung setelah serangan udara pemerintah Suriah.

Beruntung tim penyelamat dan jurnalis tiba di lokasi sesaat setelah serangan udara. Sejam setelah berhasil dievakuasi, gedung tempat bocah itu terkubur runtuh sepenuhnya. Daqneesh itu diselamatkan beserta tiga saudara dan orang tuanya.

Foto dan video yang diambil saat kejadian itu kemudian memberi harapan pada PBB untuk mulai mendesak semua pihak. Selama ini PBB gagal membujuk pihak bertikai menghentikan pertempuran agar bantuan kemanusiaan bisa menjangkau sipil di Aleppo.

Sebelum foto itu menyebar, perwakilan PBB di Suriah, Staffan de Mistura menghentikan rapat terkait Suriah padahal baru dimulai selama delapan menit. Ia mengatakan tidak ada gunanya menggelar rapat jika tidak ada kepastian kapan bantuan kemanusiaan bisa jalan.

Setelah foto itu menyebar, Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan Rusia akan membantu konvoi bantuan menuju area sipil yang dikepung baik oleh pemerintah maupun pemberontak. "Rusia siap mendukung pengiriman mulai pekan depan," katanya.

Di Washington, Juru bicara Kementerian Luar Negeri, John Kirby mengatakan AS menyambut baik segala upaya untuk menghentikan pengeboman. Kirby menekankan pentingnya AS bekerjasama dengan Rusia untuk mengurus hal-hal teknis.

"Yang jika berhasil diimplementasikan sepenuhnya bisa membuat kekerasan berhenti di seluruh negeri," kata Kirby. Sejauh ini, Aleppo telah jadi medan panas pertempuran. Sekitar 233 warga sipil telah kehilangan nyawa hanya dalam dua pekan, dikutip dari AP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement