Jumat 26 May 2017 12:21 WIB

Pendaki Everest Khawatirkan Pencurian Botol Oksigen

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Pemandangan kamp di depan puncak Gunung Everest
Foto: AFP
Pemandangan kamp di depan puncak Gunung Everest

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Pendaki asing dan masyarakat suku Sherpa di Gunung Everest tengah mengkhawatirkan meningkatnya pencurian botol oksigen di kamp-kamp pendakian. Mereka mengatakan, pencurian ini dapat mengancam kehidupan pendaki, karena mereka harus memiliki persediaan oksigen untuk mendaki dan turun gunung.

"Ini menjadi masalah serius di sini. Saya terus mendengar dari kelompok ekspedisi bahwa botol oksigen mereka telah hilang dan itu bisa mengancam nyawa mereka, terutama ketika mereka telah menggunakan oksigen selama perjalanan, tetapi masih belum mencapai puncak," ujar Nima Tenji dari suku Sherpa, seorang pemandu gunung yang baru saja kembali dari Everest, kepada BBC.

Sejumlah pendaki asing juga telah menyatakan kekhawatiran mereka tentang pencurian botol oksigen, di media sosial. "Tujuh botol oksigen kembali hilang dari persediaan kami. Kali ini di South Col (kamp empat, kamp terakhir sebelum Everest di 7.900 mdpl)," tulis seorang pemimpin ekspedisi, Tim Mosedale, di laman Facebook pribadinya pada Senin (22/5) lalu.

"Terima kasih Pemba, setelah mencapai puncak Lhotse kemarin, kami memiliki cukup energi untuk pergi ke South Col dan memeriksa persediaan kami dan melaporkan temuan ini. Berapa botol lagi yang akan hilang?" tambah Mosedale.

Meskipun sebelumnya jumlah korban tewas di Everest pada musim ini dilaporkan mencapai 10 orang, pihak berwenang Nepal mengatakan mereka hanya dapat mengkonfirmasi lima kematian sejauh ini. Tak satu pun dari kematian tersebut dikaitkan dengan pencurian botol oksigen.

"Apa yang bisa Anda lakukan jika pencuri memecahkan kunci tenda dan mengambil botol oksigen, makanan, dan bahkan gas untuk memasak? Ini telah menjadi tren," ujar Phurba Namgyal, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemandu Gunung Nasional Nepal (NNMGA).

"Karena insiden semacam ini, pendaki harus kembali tanpa bisa mencapai puncak. Karena mereka tahu, jika mereka tidak lagi memiliki botol oksigen yang bisa menyelamatkan nyawa, hal pertama yang mereka lakukan adalah kembali ke base camp," ungkapnya.

Menurut NNMGA, pendaki menggunakan tujuh botol oksigen rata-rata dalam perjalanan naik turun. Setiap botol memiliki empat liter oksigen hemat energi dan pendaki bisa menghirupnya dengan tingkat inhalasi berbeda. Jika mereka menghirupnya pada tingkat inhalasi yang paling tinggi, botol bisa bertahan hingga lima jam.

Para pendaki gunung biasanya menggunakan botol oksigen di atas Camp Three, namun mereka perlu terus mendaki naik turun sampai aklimatisasi sebelum puncak akhir. Dengan demikian, mereka mungkin juga akan menggunakan botol saat berkemah di kamp-kamp yang lebih tinggi.

Pendaki veteran dari suku Sherpa mengatakan tidak ada pihak yang tertangkap mencuri botol-botol itu. Mereka menduga, pelaku bisa jadi adalah kelompok yang tidak siap menghadapi situasi yang mengancam jiwa karena mereka tidak memiliki persediaan yang memadai.

Mereka mengatakan, ada juga kegiatan pembersihan botol oksigen dari kamp-kamp pendakian. Botol-botol itu akan dibawa ke base camp untuk kemudian dijual.

Pemerintah Nepal akan mencoba peraturan baru yang mengharuskan setiap pendaki didampingi oleh pendaki dari suku Sherpa. Sehingga setiap orang akan memiliki cukup persyaratan dasar seperti botol oksigen, obat-obatan, dan makanan.

"Kami telah mengusulkan agar hal ini dimasukkan ke dalam peraturan, tapi harus ada keputusan tingkat kabinet mengenai hal ini," kata seorang pejabat di Kementerian Pariwisata Nepal yang berbicara secara anonim.

Pemerintah Nepal telah memberikan izin kepada hampir 400 pendaki untuk mendaki Gunung Everest musim ini. Sekitar 300 orang telah mendaki hingga puncak tertinggi dan sisanya menunggu cuaca cerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement