Rabu 14 Dec 2016 15:12 WIB

Myanmar Masih Tutup Akses Bantuan untuk Rohingya

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Muslim Makassar untuk Rohingya melakukan aksi solidaritas di bawah Jembatan Layang Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (24/11).
Foto: Republika/Yusran Uccang
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Muslim Makassar untuk Rohingya melakukan aksi solidaritas di bawah Jembatan Layang Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Asisten Perlindungan Komisioner Tinggi untuk Pengungsi PBB (UNHCR) Nurul Rochayati mengatakan, saat ini Pemerintah Myanmar masih menutup akses bagi semua bantuan internasional yang ditawarkan PBB dan lembaga kemanusiaan lain untuk suku Rohingya di Rakhine, Myanmar.

Nasib suku Rohingya di sana masih mengenaskan, semua bantuan kemanusiaan tak boleh masuk. Pemerintah Myanmar mengaku kebutuhan dasar suku Rohingya masih ditanggung Myanmar.

"UNHCR hingga saat ini tak mempunyai akses ke Rakhine. Kami meminta agar Myanmar segera membuka aksesnya sehingga UNHCR bisa segera menyalurkan bantuan kepada suku Rohingya," kata Nurul, Rabu (14/12).

Ia mengatakan bantuan sudah siap disalurkan. Bahkan jika bantuan masih kurang, negara-negara tetangga siap memberikan bantuannya.

"Kami sudah mengirim delegasi tingkat tinggi ke Pemerintah Myanmar untuk meminta agar Myanmar membuka akses bagi bantuan PBB maupun lembaga kemanusiaan lain. Saat ini suku Rohingya sangat membutuhkan bantuan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement