REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Beberapa hari sebelum melancarkan serangan tak berperi kemanusiaan di Las Vegas, Stephen Paddock menerbangkan kekasihnya, Marilou Danley, ke Filipina.
Hal itu dia lakukan agar perempuan kelahiran Filipina itu tidak menggangu kegiatannya merancang serangan mematikan yang terjadi pada Ahad lalu. Para saudari Danley menuturkan kesaksian itu kepada stasiun TV Australia, 7 News Sydney, Rabu.
Menurut mereka, Danley yang pulang dari Las Vegas beberapa hari sebelum penembakan yang menewaskan 58 orang penonton konser musik country itu tak tahu sama sekali rencana Paddock.
"Dia disuruh pergi. Dia diminta begitu agar tak ada di dekat Paddock sehingga dia tidak ikut campur dengan apa yang diencanakan Paddock," kata salah satu saudara perempuan Marilou.
Salah satu perempuan yang tak diketahui namanya bahkan mengatakan Danley tidak tahu bahwa dia akan pergi ke luar negeri sampai Paddock membelikannya tiket.
"Dia bahkan tidak tahu bahwa dia akan pergi ke Filipina, sampai Steven berkata 'Marilou, saya mendapatkan tiket murah untuk ke Filipina'," kata perempuan tersebut seperti dikutip Foxnews.
Pihak berwenang telah bertemu Danley di Bandara Internasional Los Angeles pada Selasa malam. Mereka menyatakan akan berusaha menggali dari Danley informasi sedetail mungkin tentang penembakan massal paling mematikan dalam sejarah modern Amerika Serikat.
"Tidak ada yang bisa menyusun puzzle-nya, kecuali Marilou. Steve sudah tak bisa bersaksi. Hanya Marilou yang mungkin bisa membantu," kata saudara perempuan Marilou.