Senin 09 Oct 2017 11:21 WIB

Kapal Pengungsi Rohingya Tenggelam, 10 Anak-Anak Tewas

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang anak Rohingya menunggu bantuan internasional di kamp pengungsi Cox Bazaar, Bangladesh.
Foto: Cathal McNaughton/Reuters
Seorang anak Rohingya menunggu bantuan internasional di kamp pengungsi Cox Bazaar, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Sedikitnya 12 orang tewas dan puluhan lainnya hilang setelah sebuah kapal pengungsi Rohingya, termasuk anak-anak, tenggelam. Insiden ini merupakan tragedi terakhir yang dialami para pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) mengatakan, diduga kapal tersebut mengalami kelebihan muatan dengan lebih dari 100 penumpang di dalamnya. Kapal tenggelam pada Ahad (8/10) malam di muara Sungai Naf yang memisahkan Myanmar dari Bangladesh.

Salah satu petugas BGB, Abdul Jalil, mengatakan 12 jenazah telah ditemukan setelah operasi penyelamatan dilakukan sepanjang malam. Korban tewas adalah 10 anak-anak, seorang perempuan tua, dan seorang laki-laki.

Karena kapal tersebut terbalik di dekat perbatasan Myanmar, tambah Jalil, banyak pengungsi yang mungkin telah berenang ke pantai Rakhine. Media lokal mengutip seorang penumpang selamat, yang mengatakan kapal tersebut tenggelam karena gelombang tinggi dan cuaca buruk.

Komandan BGB, Alauddin Nayan, mengatakan kapal tersebut terbalik di dekat desa pesisir Galachar. Dia memastikan, sekitar 40 orang di kapal tersebut adalah orang dewasa Rohingya yang melarikan diri dari desa mereka di Rakhine.

"Sisanya adalah anak-anak," kata dia, dikutip Arab News.

Menurutnya, BGB telah menyelamatkan 13 warga Rohingya termasuk tiga perempuan dan dua anak-anak di dekat muara Sungai Naf.

Hampir 520 ribu Muslim Rohingya telah meninggalkan Negara Bagian Rakhine ke Bangladesh sejak akhir Agustus lalu. Banyak dari mereka yang berjalan berhari-hari melewati hutan lebat sebelum melakukan perjalanan berbahaya dengan perahu untuk melintasi sungai Naf.

Bangladesh telah membuat perjalanan ini semakin sulit dilakukan dengan kapal. Pihak berwenang Bangladesh telah menghancurkan 30 kapal penangkap ikan yang kapalnya dituduh menyelundupkan warga Rohingya dan obat-obatan terlarang ke negara tersebut.

Para pemilik kapal mengatakan, warga Rohingya telah memaksa untuk dibawa menyeberang ke Bangladesh dengan imbalan ongkos 250 dolar AS. Biasanya perjalanan dari Myanmar ke Bangladesh yang memakan waktu dua jam itu hanya berbiaya tidak lebih dari 5 dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement