REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Seorang pemuda berusia 19 tahun tewas dalam aksi protes pemungutan suara ulang presiden Kenya. Korban tewas akibat mengalami pendarahan usai tertembus timah panas dibagian paha. Bentrokan tersebut juga melukai puluhan lainnya.
Seperti diwartakan Aljazirah, Kamis (26/10), pemungutan suara ulang presiden Kenya diwarnai bentrokan antara massa dan kepolisian. Aparat lantas menembakan gas air mata untuk membubarkan demonstran.
Bentrokan terjadi tak lama setelah massa menggelar aski di markas salah satu kandidat presiden, Raila Odinga. Pemungutan suara dibuka pukul 06.00 pagi hingga 17.00 waktu setempat. Lebih dari 19 juta warga tercatat sebagai daftar pemilih tetap.
Pemungutan suara ulang dilakukan menyusul keputusan pengadilan tinggi yang tidak mengakui hasil pemungutan suara yang dilakukan pada 8 Agustus kemarin. Proses votinNairobig dinilai penuh dengan kejanggalan dan ilegal.
Hasil tersebut menempatkan kandidat pejawat presiden Uhuru Kenyatta unggul dengan perolehan 54 persen suara. Unggul dibanding pesaingnya, Raila Odinga dengan raihan 45 suara. Massa lantas memprotes hasil tersebut.
Sedikitnya 37 orang tewas dalam demonstrasi menyusul pengumuman hasil pemilihan di Kenya. Tiga di antara korban tewas yaitu anak-anak.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenya mengatakan korban tewas disebabkan oleh tindakan polisi yang menggunakan peluru dan tongkat. Di antara korban tewas adalah bayi perempuan berusia enam bulan.
Hampir semua korban kekerasan terbunuh di kubu oposisi di daerah ibu kota, Nairobi, atau bagian barat negara tersebut.
Advertisement