REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Presiden Robert Mugabe menjadi tahanan di Harare, Ibu Kota Zimbabwe. Hal tersebut diungkapkan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma usai melakukan telepon dengan Mugabe.
"Mugabe mengatakan kepada Zuma melalui sambungan telepon bahwa dia dalam keadaan baik-baik saja," kata seorang pejabat Afrika Selatan seperti diwartakan BBC, Rabu (15/11).
Saat ini, Harare mendapatkan pengawasan ketat dari militer. Sejumlah pasukan yang terlihat memenuhi dan berpatroli di Harare mengaku mengincar penjahat yang dinliai sebagai penyebab penderitaan sosial dan ekonomi di negara tersebut.
Konsulat Inggris mengeluarkan imbauan kepada warga negaranya yang berada di Zimbabwe untuk tidak keluar rumah hingga situasi stabil. Seruan serupa juga dikeluarkan kedutaan Amerika Serikat, paling tidak hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.
Sementara itu, Cina mengaku akan terus memantau kodisi di Zimbabwe, yang merupakan salah satu mitra dagang terbesar mereka. Cina berharap otoritas Zimbabwe dapat segera mengatasi permasalahan internal mereka.
Militer Zimbabwe menyita TV negara bagian dan memblokir akses ke kantor pemerintah di Harare.
Dalam sebuah pidato di televisi, juru bicara militer Mayor Jenderal SB Moyo mengatakan, tentara berusaha untuk menenangkan situasi degenerasi, sosial dan ekonomi di negara tersebut.
Moyo membantah tentara melakukan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Robert Mugabe dan mengatakan pemimpin dan keluarganya dalam keadaan baik-baik saja dan keamanan mereka terjamin.
Dia mengatakan begitu tujuannya tercapai, situasi di negara tersebut akan kembali normal. Ia pun meminta warga Zimbabwe untuk melanjutkan kehidupan mereka seperti biasa.