Ahad 17 Dec 2017 05:15 WIB

Korban Ebola Tuntut Pemerintah Sierra Leone

Peta Sierra Leone
Foto: www.worldatlas.com
Peta Sierra Leone

REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN -- Dua korban penderita Ebola di Sierra Leone mengajukan tuntutan hukum di pengadilan wilayah setempat pada Jumat (15/12), menuduh pemerintah menyelewengkan dana ketika wabah tersebut menewaskan lebih dari 3.000 orang di negara Afrika Barat itu. Lebih dari 11.300 orang meninggal selama masa terburuk penyebaran wabah penyakit yang sangat menular itu, yang secara luas menyebar di Guinea, Liberia dan Sierra Leone dari 2013 hingga 2016.

Pemerintah asing dan organisasi kesehatan menyumbangkan jutaan dolar ke tiga negara itu untuk menghentikan penyebaran wabah tersebut, namun pihak berwenang di Sierra Leone mendapat banyak tuduhan terhadap tindak korupsi dan penyalahgunaan dana. Pemerintah Sierra Leone telah berjanji untuk menyelidiki tuduhan apapun, namun sejauh ini belum ada penuntutan terkait pelaku penyalahgunaan dalam penanganan Ebola di negara tersebut.

"Sierra Leone telah berulang kali menuntut pertanggungjawaban dan keadilan atas penyelewengan dana untuk pemberantasan wabah Ebola, namun tak ada keputusan atas tuntutan terhadap para pelaku," kata Ibrahim Tommy dari Pusat Pertanggungjawaban dan Aturan Hukum, yang membantu penggugat, seperti dilansir Reuters.

Kedua korban penderita Ebola, yang terjangkit virus ketika bertugas sebagai pekerja kesehatan, menyalahkan sumber daya yang tidak memadai, yang disediakan oleh pemerintah untuk mengatasi wabah Ebola yang mereka derita dan penanggulangan kematian korban berikutnya, terutama dari kalangan pekerja kesehatan.

Sekitar 250 pekerja kesehatan meninggal di Sierra Leone akibat wabah tersebut. Gugatan diajukan kepada pengadilan wilayah blok ECOWAS, dengan tuduhan terhadap tindakan pemerintah selama krisis kesehatan yang telah melanggar hak hidup dan hak warganya untuk mendapatkan jaminan kesehatan.

"Penggugat menuntut uang ganti rugi dan juga non materi," kata Tommy.

Jaksa Agung Sierra Leone Joseph Kamara mengatakan bahwa pemerintah belum menerima laporan tentang keluhan tersebut. Pemeriksaan internal pemerintah pada 2015 menemukan bahwa sepertiga dari sumber daya yang diperuntukkan menanggulangi penyebaran wabah selama periode enam bulan pada tahun sebelumnya tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan benar. Hasil tersebut menambahkan bahwa penggunaan dana yang tepat dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.

"Kami ingin tahu apa yang terjadi dengan uang itu," kata Yusuf Kabbah, kepala asosiasi penyintas Ebola Sierra Leone.

"Kami sangat tertarik untuk memberikan dukungan penyusutan perkara tersebut, sehingga semua yang berperan akan dimintai tanggung jawab," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement