REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Departemen Pertahanan AS membantah klaim Rusia yang menyebutkan Pentagon telah melatih mantan militan ISIS dalam upaya untuk mengacaukan Suriah. Tuduhan itu dianggap salah dan tidak masuk akal.
Juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Mike Andrews mengatakan kepada Arab News, tuduhan Kepala Staf Umum Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, adalah palsu. Ia menegaskan, AS selama ini terus memerangi kelompok ekstremis tersebut.
"Tuduhan keterlaluan yang menyatakan koalisi (pimpinan AS) menjalankan sebuah pusat pelatihan untuk mantan teroris ISIS di Tanf, atau di tempat lain di dunia ini adalah palsu dan tidak masuk akal," kata Letnan Kolonel Andrews, kemarin.
"Ini hanyalah sebuah kelanjutan dari pernyataan konyol, tidak berarti, dan sama sekali tidak benar dari Kementerian Pertahanan Rusia yang berusaha mendiskreditkan AS dan perjuangan koalisi kita yang sukses melawan ISIS di Suriah," ujar dia.
"Kami mendesak semua aktor yang beroperasi di Suriah untuk tetap fokus pada ancaman ISIS yang sangat nyata dan melakukan usaha dengan itikad baik untuk membawa perdamaian dan stabilitas bagi Suriah yang dilanda perang," tutur Letnan Kolonel Andrews.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Komsomolskaya Pravda yang diterbitkan pada Rabu (27/12), Jenderal Gerasimov mengatakan AS telah melatih mantan militan ISIS di bawah nama Tentara Suriah Baru. Menurutnya, latihan itu dilakukan di pangkalan militer AS di Tanf, di perbatasan Suriah dan Irak.
Jenderal Gerasimov menjelaskan, satelit dan pesawat tak berawak Rusia telah melihat brigade militan di pangkalan itu. Para mantan militan tersebut diduga dilatih untuk mengacaukan negara yang tengah mengalami krisis.
Jennifer Cafarella, seorang pakar Suriah di Institute for the Study of War, sebuah kelompok think tank yang berbasis di Washington, menduga Jenderal Gerasimov tengah mencoba mendiskreditkan Pentagon. Menurut dia, Jenderal Gerasimov harus mendukung klaimnya dengan bukti yang cukup.
"Bisakah Rusia memberikan bukti dan bagaimana mereka menglasifikasikan militan ISIS? Apakah itu berarti setiap pria di medan perang adalah ISIS?" ungkapnya.