Selasa 16 Jan 2018 16:56 WIB

Bangladesh Sepakat Pulangkan Muslim Rohingya

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto file bulan September 2017, seorang anak Muslim etnis Rohingya menangis ketika berebut pembagian makanan di kamp pengungsian Cox Bazar, Bangladesh.
Foto: AP/Dar Yasin
Dalam foto file bulan September 2017, seorang anak Muslim etnis Rohingya menangis ketika berebut pembagian makanan di kamp pengungsian Cox Bazar, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh sepakat menyelesaikan proses pemulangan Muslim Rohingya ke Myanmar dalam waktu dua tahun.  Pernyataan ini disampaikan setelah negara Asia selatan tersebut mengadakan pertemuan dengan Myanmar untuk menerapkan sebuah pakta yang ditandatangani tahun lalu.

Kementerian Luar Negeri Bangladesh tidak menyebutkan kapan proses pemulangan akan dimulai. Namun usaha pemulangan ini akan memastikan Myanmar menyediakan tempat tinggal sementara bagi keluarga Rohingya yang kembali sebelum mereka dapat membangun rumahnya lagi.

Kemenlu Bangladesh mengatakan, Bangladesh akan mendirikan lima kamp transit yang akan mengirim kaum Rohingya ke dua pusat penerimaan di perbatasan Myanmar.  "Myanmar telah menegaskan komitmennya untuk menghentikan arus keluar penduduk Myanmar ke Bangladesh," kata pernyataan tersebut.

Pertemuan di ibu kota Myanmar, Naypyitaw adalah yang pertama untuk sebuah kelompok kerja gabungan dalam memastikan rincian kesepakatan pemulangan Rohingya yang ditetapkan November lalu.

Pemerintah Myanmar belum mengeluarkan pernyataannya setelah pertemuan tersebut dan Juru Bicara Pemerintah Zaw Htay juga tidak bersedia memberikan komentar

Zaw Htay mengatakan sebelumnya, bagaimanapun, orang-orang yang kembali akan dapat mengajukan permohonan kewarganegaraan setelah mereka melewati proses verifikasi.

Sementara itu, sebuah badan Myanmar yang bertugas mengawasi pemulangan tersebut mengatakan pekan lalu bahwa dua tempat pemulangan dan satu lokasi penanggulangan sementara untuk menampung orang-orang Rohingya yang kembali telah dibentuk.

Sekretaris tetap di Kementerian Tenaga Kerja, Imigrasi dan Kependudukan Myanmar,Myint Kyaing awal bulan ini mengatakan Myanmar akan mulai memproses sedikitnya 150 orang per hari melalui dua kamp tersebut pada 23 Januari.

Baca juga, Aung San Suu Kyi:  Tak Ada Pembersihan Etnis Rohingya.

Krisis Rohingya terjadi setelah milisi Rohingya disebut menyerang pos keamanan pada 25 Agustus di negara bagian Rakhine. Hal ini memicu sebuah respons militer yang menurut PBB sebagai pembersihan etnis. Sekitar 650 ribu orang melarikan diri dari kekerasan tersebut.

Myanmar menolak tuduhan pembersihan etnis, dengan mengatakan bahwa pasukan keamanannya telah melakukan operasi pembebasan kontra-pemberontakan yang sah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement