Sabtu 22 Nov 2014 05:30 WIB

Meski Dilarang Israel, Dokter Ini Berjanji Terus Bantu Warga Palestina

Rep: c84/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang pemuda Palestina berduka memegang mayat adiknya, salah satu dari empat anak laki-laki yang tewas dalam serangan Israel di Gaza.
Foto: online.wsj.com
Seorang pemuda Palestina berduka memegang mayat adiknya, salah satu dari empat anak laki-laki yang tewas dalam serangan Israel di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang dokter asal Norwegia, Mads Gilbert mengatakan bahwa dirinya dilarang memasuki Gaza oleh Israel. Gilbert mengaku heran dengan larangan yang dilakukan Israel terhadap dirinya meskipun ia memiliki semua dokumen yang diperlukan.

"Israel tidak ingin saya untuk membantu Palestina," ujarnya seperti dilansir World Bulletin, Jumat (21/11).

Meski demikan, Gilbert menyatakan perjuangannya untuk membantu warga Palestina tidak akan pernah berakhir. "Ketika saya bertanya alasan mengapa saya tidak bisa menyeberangi perbatasan, polisi Israel membalas dengan mengatakan ''alasan keamanan," kata Gilbert dalam sebuah wawancara.

Gilbert mengatakan ia hanya ingin membantu orang di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.  Ia menilai keputusan Israel tidak dapat diterima. Sebelumnya, surat terbuka Gilbert yang ditujukan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pada Januari lalu mendapat perhatian dari dunia internasional.

"Obama, apakah Anda punya hati?" ujar Gilbert dalam surat tersebut.

"Saya mengundang Anda untuk menghabiskan satu malam, hanya satu malam, dengan kami di rumah sakit Al Shifa. Saya yakin 100 persen, itu akan mengubah sejarah," lanjutnya.

Gilbert mengatakan ia masih berharap untuk kembali ke Gaza secepat mungkin. Dia berharap Pemerintah Norwegia bekerja membantu keputusan yang diambil Pemerintah Israel terkait pelarangannya memasuki Kota Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement