Jumat 09 Oct 2015 15:04 WIB

Warga Israel Dibayangi Aksi Penusukan

Polisi perbatasan Israel menahan seorang pengunjuk rasa Palestina dalam bentrokan di Shuafat, sebuah daerah pinggiran Arab Yerusalem.
Foto: REUTERS / Ammar Awad
Polisi perbatasan Israel menahan seorang pengunjuk rasa Palestina dalam bentrokan di Shuafat, sebuah daerah pinggiran Arab Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID,  YERUSALEM -- Ketegangan di Yerusalem dan Tepi Barat belum kunjung reda. Media Israel Haaretz melaporkan delapan orang Israel terluka dalam serangan penusukan di empat lokasi terpisah, kemarin. Dua di antaranya terluka parah.

Polisi menembak mati satu pelaku penyerangan, dan menahan dua orang tersangka. Sementara satu pelaku berhasil meloloskan diri. Serangan ini menambah daftar insiden penikaman dalam beberapa hari terakhir.

Ketegangan di wilayah pendudukan tidak terlepas dari aksi semena-wena aparat Zionis menodai kesucian Masjid Al-Aqsa. Tentara dan polisi Israel melepaskan gas air mata, peluru karet ke arah jamaah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta warga Israel bersatu dan mengajak ops. "Keputusan apakah mereka (oposisi) akan bergabung ke dalam pemerintah adalah di tangan oposisi," ujarnya.

Netanyahu juga meminta maaf kepada keluarga korban aksi penyerangan. Ia menegaskan, ekstremis tidak akan pernah menang. Ia juga berharap otoritas Palestina bisa menenangkan situasi. "Kami akan menang."

 

Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon meminta semua pihak baik Arab maupun Israel menghentikan kekerasan dan provokasi.

sumber : Haaretz
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement