Senin 06 Mar 2017 04:33 WIB

Delegasi AS Jajaki Pemindahan Kedubes Amerika ke Yerusalem

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Teguh Firmansyah
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Foto: EPA
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Delegasi AS menjajaki kemungkinan relokasi kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem. Beberapa pejabat Palestina sudah mengambil langkah peringatan untuk hal tersebut.

Delegasi ini dipimpin oleh Ron DeSantis, anggota Kongres dari Partai Republik. Delegasi itu diharapkan dapat memenuhi harapan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Delegasi di Yerusalem dikirim untuk memastikan apakah akan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem," kata Ruth Lieberman, seorang penasihat politik di Israel, seperti dikutip Aljazirah, Senin (6/3).

Presiden AS Donald Trump berulang kali berjanji selama kampanye pemilihan umum Amerika Serikat lalu untuk memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel yang saat ini berada di Tel Aviv ke Yerusalem. Selain itu, mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Tujuan AS membuat Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan Israel mendapat protes keras warga Palestina. Saat ini Palestina telah memiliki dukungan luas dari masyarakat internasional untuk wilayah Masjidil Aqsha, Yerusalem.

Mereka yang telah memperingatkan AS terhadap langkah tersebut adalah Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Hamas dan Nabil Shaath, termasuk mantan menteri luar negeri Palestina.

"Memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel adalah kejahatan perang," ujar Nabil Shaath.

Baca juga, Mengapa Palestina Disebut Negeri yang Diberkahi.

 AS saat ini memiliki dua bangunan konsulat jenderal di Yerusalem Barat. Satu berkaitan dengan diplomasi dengan Palestina, sementara bangunan lainnya sebagai lembaga pengurusan visa kepada orang-orang yang tinggal di Yerusalem dan Palestina di Tepi Barat dan Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement