Ahad 10 Dec 2017 11:04 WIB

Liga Arab 'Buang' AS dari Negosiator Perdamaian Timteng

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Para menteri luar negeri Liga Arab.
Foto: AP
Para menteri luar negeri Liga Arab.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Liga Arab mengatakan, pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel berisiko menimbulkan kekerasan dan kekacauan di Timur Tengah. Langkah tersebut mengakhiri kenetralan AS dalam menghadapi salah satu isu paling sensitif di kawasan ini.

Para menteri luar negeri (menlu) Liga Arab mengatakan, AS tidak dapat lagi diandalkan sebagai perantara perdamaian Timur Tengah. Pernyataan yang diungkapkan oleh 22 negara, termasuk sekutu dekat AS, itu diumumkan setelah kekerasan dan demonstrasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza memasuki hari ketiga.

Para menlu juga menyepakati resolusi pada pukul 03.00 waktu setempat, setelah berjam-jam melakukan pembicaraan di Kairo. Resolusi ini didukung oleh sejumlah sekutu AS, termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Yordania, yang telah menyuarakan keprihatinan mereka.

Dilansir di BBC, resolusi tersebut berbunyi:

1. AS telah menarik dirinya sebagai pendukung dan mediator dari setiap proses perdamaian Israel-Palestina, melalui keputusannya itu.

2. Langkah Trump memperparah ketegangan, memicu kemarahan, dan mengancam wilayah untuk mendapatkan lebih banyak kekerasan dan kekacauan.

3. Sebuah permintaan akan diajukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk langkah tersebut.

Israel selalu menganggap Yerusalem sebagai ibu kota mereka. Sementara Palestina juga mengklaim Yerusalem Timur, yang diduduki oleh Israel dalam perang 1967, sebagai ibu kota negara Palestina yang merdeka di masa depan.

Bagi Trump, keputusannya tersebut adalah bentuk pemenuhan janji kampanyenya. Dia mengatakan keputusan itu tidak lebih dari hanya sekedar pengakuan akan kenyataan. Namun dia terus menghadapi kritik keras atas keputusan tersebut.

Pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (8/12), AS terisolasi setelah 14 anggota lainnya mengecam pernyataan Trump. Namun Duta Besar AS Nikki Haley menuduh PBB tidak memihak Israel dan mengatakan AS masih berkomitmen untuk menemukan kedamaian.

Pada Sabtu (9/12), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah mendengar banyak kecaman atas pengumuman bersejarah yang dilakukan Presiden Trump. Namun dia tidak mendengar adanya kecaman atas roket yang menembaki Israel.

Tiga roket ditembakkan ke arah Israel dari Gaza pada Jumat (8/12), yang menyebabkan Israel melakukan serangan udara balasan ke wilayah itu. Serangan Israel dilaporkan menargetkan fasilitas militer milik kelompok Hamas dan menewaskan dua anggotanya.

Di Israel utara, sebuah bus yang membawa penumpang Israel dilempari batu-batu saat melewati kerumunan masyarakat Arab dan tiga orang Israel dilaporkan terluka. Ribuan warga Palestina telah melakukan demonstrasi pada Jumat (8/12), bersama dengan demonstrasi solidaritas yang digelar di dunia Arab dan di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement