Jumat 05 Jan 2018 08:38 WIB

Stick and Carrot Kebijakan Trump untuk Palestina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bantuan finansial Amerika Serikat (AS) untuk Otoritas Palestina selama setahun pertama kepemimpinan Donald Trump merosot ke tingkat terendah dalam satu dekade terakhir. Baru-baru ini Trump bahkan secara terbuka mengancam akan memutus bantuan untuk Palestina.

Ancaman yang diutarakan Trump berkaitan dengan keputusan Palestina untuk berhenti berpartisipasi dalam perundingan damai dengan Israel yang dimediasi AS. Hal ini karena posisi AS telah jelas berada di sisi dan mendukung Israel.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan, keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada awal Desember 2017, secara efektif mendiskualifikasi Washington sebagai mediator dalam perundingan damai Palestina-Israel.

Kendati demikian Trump tetap memaksa Palestina agar sudi kembali ke meja perundingan. Caranya adalah dengan mengancam akan memangkas bantuan luar negeri untuk Palestina. Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan tentang seberapa banyak AS telah memberi bantuan finansial kepada Palestina.

Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri AS dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) yang dikutip laman Anadolu Agency, dalam kurun waktu 23 tahun, AS telah menggelontorkan dana sekitar 8 miliar dolar untuk Palestina. Dana tersebut disalurkan ke Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Namun jumlah bantuan yang disalurkan AS untuk Palestina selama 23 tahun setara dengan bantuan yang diberikan kepada Israel dalam dua tahun terakhir. Pada 2016, AS memberi Israel bantuan sebesar 3,1 miliar dolar dan pada 2017 sebesar 4,9 miliar dolar. Dalam dua tahun, AS memberi bantuan kepada Israel sebesar 8 miliar dolar.

Selain itu, mantan presiden AS Barack Obama telah menandatangani kesepakatan pada September 2016 untuk memberi Israel 38 miliar dolar AS untuk bantuan militer di antara tahun 2019 dan 2028.

Sementara bantuan yang diberikan AS kepada Palestina terbilang fluktuatif selama 10 tahun terakhir. Pada 2008, misalnya, Otoritas Palestina menerima total bantuan sebesar 512 juta dolar. Kala itu, anggaran bantuan untuk Palestina ditandatangani langsung oleh George W. Bush.

Memasuki 2009, di bawah Obama, AS menggelontorkan bantuan dua kali lipat lebih besar dibandingkan pada masa Bush, yakni menembus angka 1 miliar dolar. Ini pertama kalinya AS memberi bantuan kepada Palestina melebihi ambang batas 1 miliar dolar.

Pada 2010, dana bantuan untuk Palestina dikurangi kembali menjadi 687 juta dolar AS. Angka ini menurun selama dua tahun berikutnya. Pada 2011, AS hanya memberi bantuan sebesar 461 juta dolar kepada Palestina. Sedangkan pada 2012, nilai bantuan ditingkatkan sedikit menjadi 472 juta dolar.

Pada 2013 AS kembali memasok bantuan sebesar 1 miliar dolar kepada Palestina dan memotongnya kembali menjadi 497 juta dolar di tahun berikutnya. Pada 2015 bantuan yang diberikan mencapai 557 juta dolar dan kembali turun menjadi 457 juta dolar pada 2016.

Dan di tahun pertama kepemimpinan Trump, bantuan untuk Palestina turun 32 persen dibandingkan tahun 2016, yakni hanya mencapai angka 285 juta dolar. Ini merupakan angka terendah dalam kurun 10 tahun terakhir.

Awal pekan ini, Trump, melalui akun Twitter-nya mengaku kecewa atas sikap Palestina yang enggan kembali berunding. "Kami membayar rakyat Palestina ratusan juta dolar setahun dan tidak mendapat apresiasi atau penghormatan," tulisnya.

Ia kemudian mengancam akan memotong bantuan untuk Palestina karena menolak berunding dengan Israel. "Dengan rakyat Palestina yang tidak mau lagi bicara damai, mengapa kita harus melakukan pembayaran masa depan yang masif ini kepada mereka?," kata Trump.

Keputusan Trump seperti kebijakan 'Stick and Carrot' yang kerap digunakan untuk mengintervensi negara lain. Memberi sanksi negara yang dianggap tak 'nurut' dan mengasih bantuan lebih bagi mereka yang mau diatur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement