Rabu 13 Apr 2016 06:18 WIB

Sejarah Hari Ini: Israel Tembaki Warga Palestina Selepas Shalat Subuh

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Israel mengambil posisi dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina di kota Tepi Barat yang diduduki Hebron.
Foto: REUTERS / Mussa Qawasma
Tentara Israel mengambil posisi dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina di kota Tepi Barat yang diduduki Hebron.

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 13 April 1989, setidaknya enam warga Palestina tewas dalam serangan yang dilakukan oleh tentara Israel di sebuah desa Arab di Tepi Barat. Sebanyak 30 orang juga dilaporkan terluka dalam bentrokan di Nahalin, sebuah desa dengan populasi 4.500 penduduk di selatan Yerusalem.

Penduduk desa mengaku, mereka mendapat pelecehan secara lisan oleh anggota polisi perbatasan selama beberapa hari. Israel baru-baru ini mulai mengganti tentara yang ditempatkan di Tepi Barat untuk mengatasi pemberontakan Palestina yang telah dilengkapi dengan unit polisi khusus terlatih.

Mereka terdiri dari banyak orang Arab non-Muslim. Warga Palestina mengeluh aparat lebih brutal dari warga Israel. Tadi malam polisi perbatasan melakukan pencarian mengejutkan di Nahalin.

Bersama tentara mereka melakukan pencarian beberapa rumah pada dini hari. Penduduk desa mengaku tentara dan polisi Zionis dan antek-anteknya melepaskan tembakan tanpa provokasi saat mereka meninggalkan masjid yang tengah melakukan shalat subuh.

Tetapi komandan pasukan Israel di Tepi Barat, Jenderal Amram Mitzna mengklaim, tentaranya datang akibat serangan dari sekitar 100 pemuda yang melempar batu. '

"Pasukan ini diserang oleh pemuda dari desa, dan mereka merespon menembakkan gas air mata dan peluru karet. Dan ketika hidup mereka berada dalam bahaya, amunisi ditembakkan,'' katanya.

Jenderal Mitzna mengatakan, polisi dan tentara Israel memasuki desa untuk menangkap orang-orang yang terus-menerus melempari mobil pemukim Yahudi.

Pihak tentara juga telah memerintahkan penyelidikan terhadap peristiwa ini. Insiden di Nahalin adalah salah satu yang paling berdaarah dalam kurun waktu 17 bulan pemberontakan terhadap pemerintahan Israel di Tepi Barat dan Gaza. n Rr Laeny Sulistyawati

 

sumber : History.com/bbc
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement