Kamis 01 Feb 2018 10:33 WIB

Sejarah Hari Ini: Raja Portugis dan Putranya Tewas Ditembak

Rakyat menilai raja telah berkhianat dengan membentuk pemerintahan diktator.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Luis Felipe dan ayahnya.
Foto: Allposters
Luis Felipe dan ayahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini, pada 1908, Raja Portugis Carlos I dan putra tertuanya, Luis Felipe, dibunuh kaum revolusioner. Sang raja dan anaknya ditembak hingga tewas ketika berada di sebuah kereta kuda yang melintasi jalan di Lisbon, ibu kota Portugis.

Raja Carlos naik takhta kerajaan pada 1889, setelah raja terdahulu, yang juga ayahnya, yakni Raja Louis I wafat. Kendati Carlos memiliki bakat tata pemerintahan yang cukup baik, kerajaan yang diwariskan padanya diliputi stagnasi politik dan masalah keuangan. Terutama berkaitan dengan kerajaan kolonial Portugis yang mulai merosot di Afrika.

Resesi ekonomi yang para memicu terjadinya pemberontakan pada 1906. Carlos pun berupaya menghadapi situasi tersebut dengan memberdayakan Joao Franco, kepala partai regeneratif konservatif, untuk membentuk pemerintahan diktator.

Carlos bersikukuh bahwa keditatoran Franco diperlukan untukmengakhiri korupsi dan inefisiensi yang melanda parlemen Portugis. Namun sebagian besar rakyat Portugis memandang keputusan Carlos membentuk pemerintahan represif sebagai pengkhianatan.

Kritik yang meluas terhadap rezim Franco kembali memantik gerakan pemberontakan pada 1908. Pada momen ini, Carlos dan putranyaFelipe ditembak mati di jalanan kota Lisbon ketika berada di sebuah keret akuda. Takhta kerajaan pun jatuh kepada putra kedua Carlos, yakni Manoel.

Namun sebuah revolusi pada Oktober 1910 memaksa Raja Manoelmenanggalkan takhtanya dan melarikan diri ke Inggris bersama keluarga kerajaan lainnya. Pada tahun yang sama, Teofilo Braga, seorang penulis kondang di sana, terpilih sebagai presiden pertama republik Portugis yang demokratis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement