Ahad 29 Apr 2012 10:57 WIB

Demi Kapitalisme, Masjidil Haram Berekspansi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Djibril Muhammad
Proyek pembangunan menara jam tertinggi di dunia yang juga kompleks pertokoan dan apartment dengan latar belakang Masjidil Haram.
Foto: AP
Proyek pembangunan menara jam tertinggi di dunia yang juga kompleks pertokoan dan apartment dengan latar belakang Masjidil Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH - Kota Suci Islam, Makkah, Arab Saudi saat ini sedang berbenah dengan segala keglamorannya. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sedang melakukan ekspansi besar-besaran terhadap pembangunan Masjidil Haram dan kota suci Makkah.

Setidaknya lebih dari 10 ribu bangunan telah dihancurkan untuk memperluas ekspansi akses jalan dari luar ke arah kota Makkah. Ekspansi ini selain bertujuan untuk pelayanan Haji juga meningkatkan potensi ekonomi Makkah yang luar biasa.

Menurut ahli ekonomi dan pejabat real estate Saudi, Salem Al-Matrafi berbicara kepada harian Saudi Gazette, bahwa sumber perekonomian Makkah terus diperluas lebih dari 40 persen dari sebelumnya. Dan lebih dari 10 ribu properti telah dihancurkan untuk berbagai proyek ekspansi kota, demi pelayanan jamaah haji dan umrah.

"Ekspansi ini adalah aspek penting mengurangi tekanan besar pada wilayah tengah Makkah, seperti Aziziyah dan Jalan Sitteen, yang telah mengalami kepadatan sejauh wilayah komersial souqs dan berbagai toko-toko cinderamata," kata Al-Matrafi yang dilansir dari International Islamic News Agency/iina.me, Sabtu (28/4).

Sementara itu, Abdullah Saqat, anggota komite evaluasi real estate di Kamar Dagang dan Industri Makkah mengatakan, sejumlah studi teknis menekankan perlunya mengatasi permasalahan yang ada. Sebelum mengembangkan kota Makkah jauh lebih besar ke arah pinggiran kota.

Anehnya Saqat malah mengungkapkan bahwa evaluasi tempat-tempat strategis berguna mengundang lebih banyak investasi ke kota Suci Islam ini. "Hal ini penting untuk membentuk blok-blok ekonomi dan memungkinkan pembukaan pusat-pusat komersial lebih banyak dan mega-mal sebagai bagian dari perubahan yang sedang berlangsung di kota suci, Makkah," ungkap Saqat.

sumber : iina.me
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement