REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki menangkap sedikitnya 6.000 orang terduga komplotan kudeta yang berlangsung Jumat lalu. Hal tersebut disampaikan Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag pada Ahad (17/7).
Sebelumnya, pemerintah Turki telah mengungkap penangkapan sekira 3.000 personel militer. Seorang jaksa senior juga memerintahkan penangkapan 2.750 hakim yang dituduh memiliki hubungan dengan Organisasi Teroris Fetullah yang diduga berada di balik kudeta.
"Proses hukum akan terus berlanjut. Ini akan menjadi kasus paling besar dalam sejarah Turki," kata Bozdag kepada stasiun televisi TRT yang dikelola negara.
Kudeta gagal tersebut telah menyebabkan sedikitnya 181 orang tewas di seluruh negeri. Bozdag menegaskan, seluruh pihak yang terlibat di dalamnya akan mendapat ganjaran setimpal.
Baca juga, Pemerintah: Kudeta Turki Berhasil Digagalkan.
Pengikut Fetullah Gulen yang berbasis di Amerika Serikat disebut mendalangi upaya pengambilalihan itu melalui sejumlah pendukung di negara Turki seperti aparat militer, polisi, dan pengadilan. Bozdag mengulangi seruan Presiden Recep Tayyip Erdogan kepada AS untuk mengekstradisi Gulen.
"Melindungi (Gulen) hanya akan melemahkan posisi dan merusak reputasi Amerika. Saya kira AS tidak akan mendukung seseorang yang melakukan tindakan melawan pemerintah Turki ini," tuturnya.