Senin 30 Oct 2017 16:00 WIB

Emir Qatar: Kami tak akan Menutup Aljazirah

Suasana newsroom di kantor pusat Aljazirah.
Foto: AP PHOTO
Suasana newsroom di kantor pusat Aljazirah.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani memperingatkan mereka tidak menerima intervensi terkait kedaulatan Qatar.

"Kedaulatan kami adalah garis merah. Kami tidak terima ada seseorang yang mencampuri kedaulatan kami," kata Al Thani, seperti dilansir Middle East Monitor, Senin (30/10).

Berbicara dalam wawancara program '60 Minutes' di saluran Amerika CBS Channel, dia mengatakan jaringan televisi Aljazirah tidak akan ditutup. "Kami tidak akan menutup Aljazirah," ujarnya.

Sedangkan mengenai hubungan Qatar-Iran, Al Thani menjelaskan Iran adalah tetangganya. "Kami memiliki banyak perbedaan dan kebijakan luar negeri dengan Iran. Ketika negara-negara itu, saudara kami memblokir semuanya, satu-satunya cara menyediakan makanan dan obat bagi rakyat adalah melalui Iran," katanya.

Menurutnya, alasan sebenarnya blokade itu adalah karena negara-negara tersebut tidak senang dengan kemerdekaan Qatar, kebebasan berbicara di kawasan dan anggapan bahwa Qatar adalah ancaman.

Untuk menyelesaikan krisis tersebut, Al Thani mengatakan dia bersedia duduk bersama dengan negara yang memblokade Qatar.

"Kami ingin mengakhiri (krisis) ini. Saya selalu mengatakannya. Jika mereka berjalan satu meter ke arah kami, saya bersedia berjalan 10 ribu mil ke arah mereka," katanya.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar awal Juni lalu karena dituduh mendukung terorisme. Qatar membantahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement