Senin 10 May 2010 01:37 WIB

Jelang Pemilu Filipina , Lima Orang Tewas Ditembak

JAKARTA--Lima orang tewas ditembak di Filipina, Ahad, pada saat ketegangan politik merebak sehari menjelang pemilu nasional, kata para penjabat.

Polisi menembak tewas tiga pria dan melukai tiga lainnya dalam bentrokan senjata di pulau tengah Panay, kata juru bicara kepolisian nasional, Inspektur Kepala Leonardo Espina.

Bentrokan senjata pecah setelah orang bersenjata, yang naik di dua truk pick-up, ngebut melalui satu pos pemeriksaan keamanan polisi yang dibentuk untuk mengamankan pemilu, kata Espina.

Tersangka diduga adalah orang-orang bersenjata sewaan yang bekerja untuk kandidat walikota setempat.

Sebelumnya, diduga gerilyawan komunis di Panay telah menyita lima mesin penghitung suara dan membakar alat-alat itu, menurut juru bicara komisi pemilu, James Jimenez.

Dua orang lainnya tewas ketika pasukan keamanan melawan tembakan kubu kandidat di luar pulau selatan Mindanao, kata para perwira militer di daerah itu. Dua pengawal Walikota Ruel Paras tewas dalam bentrokan senjata dengan para pengawal pesaingnya, mantan walikota Jovil Mamaril, menurut laporan radio.

Kedua orang tersebut mencalonkan diri untuk jabatan walikota di kota Malalag, dalam pemilu Senin.

Komandan militer daerah, Letkol Lyndon Paniza, mengatakan orang-orang bersenjata itu berada di balik pembunuhan dua tentara yang ditugaskan sebagai pengawal keamanan bagi Mamaril, dan bahwa mereka telah diserahkan kepada polisi.

Dua kandidat melakukan pawai kampanye di daerah yang sama tak lama sebelum bentrokan bersenjata itu, dan kasus itu diduga mengakibatkan ketegangan-ketegangan, kata kepala kepolisian lojal Inspektur Senior Ronald de la Rosa.

Rakyat Filipina akan pergi ke tempat-tempat pemungutan suara Senin, untuk memilih presiden baru dan lebih dari 17.000 jabatan lainnya.

Pertumpahan darah sejak lama menjadi bagian dari pemilu di Filipina yang orang-orang gila-senjata. Para politisi menggunakan milisi-milisi swasta mereka untuk menyingkirkan lawan-lawannya, atau mengintimidasi pemilih.

Puluhan orang telah dibunuh menjelang pemilu tahun ini, termasuk 57 dalam satu pembantaian di Filipina selatan akhir tahun lalu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement