Kamis 13 May 2010 02:50 WIB

Masya Allah, Gadis-Gadis di Afghan jadi Sasaran Serangan Gas

Korban serangan gas di Provinsi Kunduz, Afghanistan, mendapatkan perawatan medis.
Foto: Al Jazeera
Korban serangan gas di Provinsi Kunduz, Afghanistan, mendapatkan perawatan medis.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Setidaknya 30 siswa di sekolah perempuan di Afghanistan utara dirawat di rumah sakit setelah mengalami serangan dengan senjata gas beracun. Para pejabat kesehatan di provinsi Kunduz mengatakan gadis-gadis itu dirawat di rumah sakit pada hari Selasa setelah muntah dan kehilangan kesadaran.

"Yang lainnya menyusul kemudian. Kami tidak tahu persis jumlah perempuan yang terkena, bisa banyak," kata Homayun Khamosh, kepala rumah sakit kota Kunduz.

Serangan ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, kejadian serupa beberapa kali terjadi di Kunduz dan Kabul. Para korbannya umumnya adalah gadis-gadis remaja usia 14 hingga 19 tahun.

Samira, 15 tahun,  sedang bertugas gerbang sekolah saat melihat tiga orang berdiri di luar gedung sekolah. Tak lama kemudian, puluhan teman wanitanya lemas dan pingsan.

"Aku mencium bau sesuatu yang sangat manis dan ketika saya pergi dan memberitahu guru saya tentang hal ini mereka bilang itu bukan insiden besar," katanya kepada kantor berita Reuters. "Tapi kemudian, aku melihat gadis-gadis jatuh dan muntah sehingga kami menelepon polisi."

Kementerian dalam negeri Afghanistan mengatakan tidak memiliki informasi mengenai serangan di Kunduz.

"Tidak jelas apa penyebab keracunan, apakah itu suatu tindakan yang merusak atau semacam gas digunakan untuk sesuatu yang lain," kata Zemarai Bashary, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan insiden Kabul. "Tapi kami akan memeriksa apakah ini merupakan tindakan dari musuh atau keracunan makanan."

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas insiden pada hari Selasa, namun pemerintah menyalahkan serangan diduga para pejuang menentang pendidikan perempuan.

Simpulan ini didasarkan pada satu serangan di Kandahar pada tahun 2008. Saat itu, sekitar 15 anak perempuan dan guru yang disemprot dengan asam oleh pria tak dikenal yang kabur dengan menggunakan sepeda motor. Selama pemerintahan Taliban, dari 1996-2001, gadis dilarang bersekolah.

sumber : Al Jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement