Sabtu 26 Jun 2010 05:17 WIB

Pekerja Pelabuhan Swedia Hentikan Impor Barang Israel

Jeruk Jaffa, adalah satu produk dari Israel yang diboikot
Foto: sahabatalaqsha
Jeruk Jaffa, adalah satu produk dari Israel yang diboikot

REPUBLIKA.CO.ID,Menyusul aksi boikot yang sama di Oakland, California, Norwegia, dan Afrika Selatan, pekerja pelabuhan Swedia memutuskan untuk menghentikan impor barang-barang Israel selama pekan mendatang. Aksi boikot ini mulai dilancarkan Rabu kemarin oleh 1500 Serikat Pekerja Pelabuhan Swedia yang membawahi 95% pelabuhan Swedia.

Perdagangan Israel dengan Swedia bernilai sekitar 0,2% dari total impor-ekspor, sehingga aksi ini merupakan simbol yang luas, akan tetapi dapat memengaruhi perusahaan-perusahaan Israel yang mengekspor ke Swedia.

Menurut salah seorang juru bicara serikat pekerja Swedia, aksi boikot itu diselenggarakan “disebabkan penyerangan angkatan laut Israel terhadap kapal kemanusiaan ke Gaza, yang pelayarannya kami dukung… dan karena blokade atas Jalur Gaza, yang berdampak (buruk) kepada warga sipil.”

Juru bicara serikat pekerja itu merujuk kepada serangan Israel 31 Mei yang lalu terhadap kafilah bantuan kemanusiaan yang menyebabkan terbunuhnya 9 orang relawan kemanusiaan, puluhan masih dinyatakan “hilang” dan ratusan terluka. Bahkan hingga hari ini masih ada yang dirawat di rumah sakit dan dalam keadaan koma (tidak sadarkan diri).

Konvoi bantuan itu membawa 10 ribu ton bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza, termasuk obat-obatan dan peralatan kemanusiaan, alat-alat sekolah dan bahan-bahan bangunan. “Pemerintah” Zionis Israel telah mencegat masukknya barang-barang itu sejak 2005, yang semakin diperketat pada 2006 serta mencapai puncaknya pada 2007, ketika partai Hamas secara demokratis terpilih dan memimpin wilayah Jalur Gaza.

Akhir pekan lalu “pemerintah” Israel mengumumkan bahwa negara Zionis itu akan sedikit “melonggarkan” blokade terhadap Gaza. Tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa apa yang diumumkan itu tidak dibuktikan Israel.

Ini hanya semakin menguatkan apa yang disampaikan oleh banyak pemerhati dan pakar masalah-masalah Timur Tengah, khususnya masalah Palestina dan Israel, bahwa bukan Israel namanya kalau tidak selalu berbohong dan mengobral janji tanpa ada satupun yang pernah dipenuhi.

sumber : sahabat al-aqsha
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement