Kamis 19 Oct 2023 08:58 WIB

Pemimpin Uni Eropa Berjanji Perkuat Perbatasan

Perbatasan eksternal Uni Eropa perlu diperkuat untuk menahan imigran ilegal

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Bendera Swedia
Foto: wikipedia
Bendera Swedia

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pemimpin-pemimpin Belgia, Swedia, dan Uni Eropa berjanji memperkuat keamanan di perbatasan dan meningkatkan repatriasi setelah pencari suaka yang gagal dari Tunisia menembak hingga tewas dua penggemar tim nasional Swedia di Brussels. Hal ini disampaikan saat memberikan penghormatan pada para korban serangan di Brussels, Belgia.

Para pemimpin juga mengecam serangan yang mereka sebut serangan teroris. Penembakan ini menunjukkan kesulitan yang dihadapi Uni Eropa dalam mengelola suaka dan imigrasi, termasuk celah keamanan dan kegagalan memulangkan orang-orang yang tidak mendapatkan izin berada di 27 negara anggotanya.

Baca Juga

Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristerssonn, mengatakan zona terbuka Uni Eropa yang disebut Schengen tidak akan bertahan kecuali perbatasan eksternal Uni Eropa diperkuat untuk menahan imigran yang tidak diinginkan.

"Bila kami tidak dapat melindungi perbatasan bersama kami, kami tidak dapat mempertahankan pergerakan bebas di Eropa," katanya, Rabu (18/10/2023).

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengatakan Uni Eropa juga harus lebih efektif dalam memulangkan imigran yang tidak mendapat izin tinggal. "Ini sesuatu yang perlu kami atasi dan hanya dapat dilakukan dengan terkoordinasi," katanya.

Tersangka yang berusia 45 tahun tiba di Pulau Lampedusa, Italia pada tahun 2011 lalu. Ia kemudian tinggal di Swedia sebelum meminta suaka di Belgia. Pada tahun 2020 ia kalah dalam sidang pengajuan suaka dan diperintahkan meninggalkan negara itu.

Berdasarkan undang-undang ia memiliki waktu 30 hari untuk meninggalkan Belgia secara sukarela. Tapi perintah tersebut tidak pernah dilaksanakan meski pria itu diketahui polisi. Stasiun televisi Swedia STV mengutip dokumen pengadilan yang menyatakan pelaku pernah dipenjara di Swedia karena kejahatan narkoba. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement