Senin 28 Jun 2010 22:31 WIB

CIA Teken Kontrak Baru dengan Blackwater

Tentara bayaran perusahaan XE Service (dulu Blackwater)
Tentara bayaran perusahaan XE Service (dulu Blackwater)

REPUBLIKA.CO.ID, Kepala badan intelijen Abang Sam, CIA, memutuskan mempertahankan kontrak besar dengan perusahaan sekuritas kontroversial yang dulu dikenal sebagai Blackwater.

Direktur CIA, Leon Pennata, beralasan penawaran yang diajukan perusahaan tersebut lebih rendah sebesar 26 juta dolar AS (sekitar Rp245 milyar) ketimbang penawaran dari pesaing terdekatnya. Dengan demikian kontrak senilai 100 juta dolar (Rp910, milyar) itu diteken kedua belah pihak untuk memastikan keamanan di konsulat-konsulat AS di kota Herat dan Mazar-e-Sharif, Irak.

Blackwater dianggap kontroversial karena prajurit bayaran perusahaan itu kerap bertindak berlebihan, bahkan lebih kejam, daripada tentara resmi koalisi NATO. Pada tahun 2007, Blackwater dituduh melakukan tembakan ke rakyat sipil tak bersenjata di Baghdad hingga membunuh 17 orang.  Tentara bayaran perusahaan keamanan itu pun tak disukai oleh sebagian besar tentara resmi koalisi AS-sekutu karena sikap mereka yang lebih arogan.

Usai pembantaian tersebut, perusahaan mengganti nama menjadi Xe Services. Perusaahan tersebut mengakhiri operasinya di Irak pada 2009, seiring dengan pelarangan oleh pemerintah. Pemerintah AS mengatakan pada Januari 2009, bahwa mereka tidak akan memerbarui tugas ke perusahaan tersebut.

Namun kontrak terbaru dengan perusahaan berjalan dan secara resmi berlaku untuk setahun, meski dapat diperpanjang menjadi 18 bulan.

Dalam sebuah wawancara televisi--yang sangat jarang dilakukan--dengan ABC NEWS, Leon Panetta mengatakan CIA harus mengambil keputusan dengan mengandalkan perusahaan seperti itu demi menghadirkan keamanan di sejumlah markas-markas utama operasi taktis AS.

"(XE) memberikan penawaran menarik yang mengalahkan proposal perusahaan lain. Selain itu, panel khusus yang kami (CIA) miliki mengatakan mereka dapat melakukan pekerjaan itu, bahwa mereka telah terbentuk oleh pengalaman. Sehingga tidak ada banyak pilihan kecuali menerima kontrak tersebut," papar Panetta.

Saat masih berlabel Blackwater, perusahaan tersebut memberi layanan tenaga pengawalan kepada pemerintahan AS baik di Afghanistan maupun Irak. Perusahaan itu sempat menjadi headline ketika empat bodyguard disergap di koa Fallujah, Irak, kemudian tubuh mereka ditemukan digantung di jembatan yang melintasi Sungai Eufrat. Awal bulan ini, perusahaan masuk dalam list penjualan saham.

sumber : bbc
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement