Rabu 07 Jul 2010 17:38 WIB

Sekutu AS Bantah Larang Pengisian Bahan Bakar Untuk Pesawat Iran

Rep: c25/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN--Tiga negara sekutu AS, Jerman, Inggris, dan Uni Emirat Arab, membantah telah menolak pengisian bahan bakar pesawat komersil Iran.

Menurut keterangan salah seorang pejabat Kementerian Transportasi Jerman, mengatakan, pihaknya tidak pernah memberikan larangan jika pesawat Iran ingin mengisi bahan bakar di bandara yang berada di Jerman. "Kami tidak pernah berikan perintah itu (larangan)," ucap pejabat tersebut, Selasa (6/7).

Terpisah, salah seorang pejabat pemerintah Inggris mengatakan kepada Reuters, bahwa London tidak mengetahui adanya tindakan larangan tersebut. Menurutnya, pemerintah Inggris tetap memberikan persedian pengisian bahan bakar. Namun ia mengatakan , bisa saja yang melakukan larangan itu adalah pihak swasta.

Begitu juga dengan Uni Emirat Arab (UAE), salah seorang sumber mengatakan, pemerintah telah mengetahui hal tersebut. Namun, yang melakukan adalah pihak perusahaan swasta sedangkan pemerintah UAE tidak memberikan larangan tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah AS memberlakukan sanksi pada Iran, beberapa negara menolak mengisi bahan bakar pesawat komersil milik Iran. Negara-negara tersebut adalah Inggris, Jerman, dan Uni Emirat Arab.

"Sejak seminggu terakhir, pesawat kita ditolak untuk mengisi bahan bakar di bandara negara-negara tersebut," ucap Mehdi Aliyari, Sekretaris Iranian Airlines Union, Senin (5/7).

Menurut Mehdi, negara-negara tersebut melakukannya setelah AS memberikan sanksi secara sepihak pada Iran. Seperti diketahui, Pada Kamis (1/7) yang lalu, Presiden AS, Barack Obama, menandatangani Undang-undang yang mengatur tentang pemberian sanksi terhadap Iran. Sanksi tersebut bertujuan untuk melemahkan kemampuan Iran dalam pengembangan teknologi nuklir dan mengucilkan Iran dalam kancah internasinal.

Selain itu, diberlakukannya sanksi tersebut, dimaksudkan untuk memutus akses Iran pada impor produk mnyak kilangan seperti gasolin dan bahan bakar jet serta untuk mengekang aksesnya ke sistem perbankan internasional. Reuters  c25

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement