Rabu 26 Apr 2023 15:22 WIB

Kunjungan Yoon Redakan Ketegangan Akibat Kebocoran Dokumen Rahasia

Kebocoran dokumen rahasia memperumit hubungan AS dengan sekutu-sekutunya

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Bendera Korea Selatan dan Amerika Serikat berkibar di luar Museum Nasional Sejarah Kontemporer Korea di Seoul, Korea Selatan, Selasa (25/4/2023). Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol saat ini sedang mengunjungi Amerika Serikat dan akan mengadakan pertemuan dengan Joe Biden.
Foto: AP Photo/Lee Jin-man
Bendera Korea Selatan dan Amerika Serikat berkibar di luar Museum Nasional Sejarah Kontemporer Korea di Seoul, Korea Selatan, Selasa (25/4/2023). Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol saat ini sedang mengunjungi Amerika Serikat dan akan mengadakan pertemuan dengan Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON  -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dan ibunegara Kim Keon Hee mengunjungi tugu peringatan Perang Korea bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Ibu negara Jill Biden. Mereka berpartisipasi dalam peletakan karangan bunga di sebelah Pool of Remembrance.

Pasangan Biden memberikan hadiah pada Yoon dan Kim sebuah meja kayu dari mahagoni dengan bertatahkan kayu bersejarah Gedung Putih. Di atas vas terdapat kembang sepatu dan mawar dari kertas.

Kunjungan Yoon dan ibunegara Korsel digelar beberapa pekan setelah dokumen rahasia militer AS bocor di internet. Kebocoran tersebut memperumit hubungan AS dengan sekutu-sekutunya termasuk Korsel.

Salah satu dokumen yang bocor mengungkapkan pada awal Maret lalu Dewan Keamanan Nasional (NSC) Korsel "bergerumul" dengan tekanan Washington untuk menyediakan amunisi untuk Ukraina. Dokumen yang mengutip laporan intelijen tersebut mengatakan direktur NSC saat itu Kim Sung-han mengindikasi kemungkinan Korsel menjual 330 ribu amunisi 155 mm ke Polandia.

Sementara tujuan utama AS mendapatkan amunisi secepat mungkin untuk Ukraina yang sedang menghadapi invasi Rusia. Gedung Putih mengatakan kebocoran tersebut tidak akan menimbulkan ketegangan dengan sekutu-sekutu AS.

Tapi menolak mengatakan apakah pemimpin dua negara akan membahas Korsel memasok amunisi yang sangat dibutuhkan Ukraina.

"Sudah berulang kali kami katakan kami terlibat lebih luas dengan sekutu-sekutu dan mitra-mitra kami untuk membantu tingkat tinggi memastikan komitmen kami menjaga intelijen dan kesetiaan pada keamanan kami, menjaga kemitraan kami," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre, Selasa (25/4/2023).

Ia menambahkan komitmen AS pada Korsel "tidak tergoyahkan."

Biden dan Yoon menggelar pertemuan resmi pada Rabu (26/4/2023) di Gedung Putih. Dua pemimpin itu juga akan menggelar konferensi pers bersama.

Pada malam ini Biden dijadwalkan menjamu Yoon makan malam. Pembicaraan tertutup dua negara itu diperkirakan fokus pada program nuklir Korea Utara dan semakin tegasnya militer dan ekonomi Cina di kawasan.

Selama kunjungan Yoon diperkirakan Biden juga akan mengumumkan upaya deterensi nuklir spesifik yang baru dan inisiatif keamanan siber baru, investasi ekonomi dan kerja sama bidang pendidikan. Sebagai upaya untuk memperdalam hubungan dua negara.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement