REPUBLIKA.CO.ID,HAVANA--Tokoh pemimpin Kuba, Fidel Castro, kembali tampil di hadapan publiknya sendiri Sabtu lalu. Penampilannya di depan umum ini dilakukan setelah didera sakit yang memaksanya harus menyerahkan kekuasaannya tahun 2006 lalu.
Penampilan Castro ini sekaligus upaya untuk memperbaiki citranya di depan publik setelah bertahun lamanya kabar dirinya hilang ditelan bumi. Pria berjenggot putih yang kini berusia 83 tahun itu hadir di depan publik dengan mengenakan pakaian militer warna hijau pada sebuah perayaan di Artemisa, yang berjarak 64 kilometer barat Havana, ibu kota Kuba.
Kahadiran Castro itu sebagai upayanya untuk menghormati para pahlawan revolusi Kuba yang tewas. Mereka tewas setelah gagal melakukan serangan terhadap barak militer di Moncada, bagian timur kota santiago. Meski gagal, namun kalangan komunis Kuba menilai peristiwa yang terjadi 1953 itu merupakan awal dari aksi revolusi yang dilakukan terhadap diktator militer Fulgencio Batista yang berhasil digulingkan pada tahun baru 1959.
Banyak pelaku penyerangan yang tewas berasal dari Artemisa dan kedatangan Castro sebagai upaya untuk menghormati arwah para pahlawan. Dalam pernyataan tertulisanya antara lain disebutkan, perjuangan panjang yang dilakukan, merupakan bukti bahwa sebuah negara kecil dapat mengalahkan kerajaan imperial besar. Selama ini sejumlah pejabat di Kuba selalu menempatkan AS sebagai sebuah kerajaan.
Castro sempat menghilang dari ingar bingar politik Kuba setelah menderita sakit dan posisinya di gantikan saudaranya, Raul Castro. Kehadiran Fidel Castro sendiri telah menimbulkan spekulasi apakah tokoh paling berpengaruh di Kuba itu akan tampil pada perayaan hari revolusi yang akan digelar Senin ini di Santa Clara.